Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rilis Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Topang IHSG, Rekomendasi Saham-Saham Ini

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dipengaruhi rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II/2021 pada Kamis (5/8/2021).
Pengunjung memfoto layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di galeri PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (6/2/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Pengunjung memfoto layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di galeri PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (6/2/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melanjutkan penguatan pada Kamis (5/8/2021) seiring dengan rilis data pertumbuhan ekonomi periode kuartal II/2021 dan rilis kinerja keuangan emiten per Juni 2021.

Pada penutupan perdagangan Rabu (4/8/2021), IHSG ditutup naik 0,46 persen atau 28,46 poin menjadi 6.159,03. Sepanjang sesi, indeks bergerak di rentang 6.112,72-6.163,81

Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Cristopher menyampaikan pergerakan IHSG menguat kemarin didukung pergerakan bursa saham secara global. Dari dalam negeri, indeks juga mendapat katalis postif dari rilis laporan keuangan untuk emiten semester I/2021, yang secara rata-rata membukukan pertumbuhan yang cukup baik.

"IHSG diprediksi melanjutkan penguatan pada Kamis (5/8/2021)," paparnya dalam publikasi riset. 

IHSG menurutnya akan diperdagangkan dalam level resistan 6.195 dan 6.177, serta level support 6.126 dan 6.093. Secara teknikal candlestick membentuk higher high dan higher low dengan indicator stochastic yang membentuk golden cross mengindikasikan potensi penguatan jangka pendek.

Dari sisi fundamental, sambung Dennies, penguatan IHSG akan didorong oleh laporan keuangan beberapa emiten yang mencatatkan kinerja cukup baik. Investor juga akan mencermati rilis data produk domestik bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi kuartal II/2021.

Artha Sekuritas merekomendasikan saham JPFA, PWON, PTPP. Saham lainnya yang potensial adalah DGNS, ELSA, ISSP, RALS. Berikut ulasannya.

JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk (Target Price: 1,780 – 1,830)

Entry Level: 1.650 – 1,700

Stop Loss: 1,630

Candlestick membentuk long white body dengan kenaikan volume dan stochastic yang melebar setelah membentuk goldencross. Berpotensi melanjutkan penguatan.

PWON Pakuwon Jati Tbk (Target Price: 450 – 460)

Entry Level: 426 – 436

Stop Loss: 420

Rebound di sekitar support Bollinger band dengan volume yang cukup tinggi dan indicator stochastic membentuk goldencross mengindikasikan potensi penguatan jangka pendek.

PTPP PP Tbk (Target Price: 900 – 920)

Entry Level: 850 – 870

Stop Loss: 840

Rebound di sekitar support Bollinger band dengan volume yang cukup tinggi dan indicator stochastic membentuk goldencross mengindikasikan potensi penguatan jangka pendek.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2021 diperkirakan akan melonjak tinggi pada kisaran 6,2 hingga 6,7 persen, dengan titik tengah di 6,4 persen.

Peneliti Makroekonomi dan Pasar Keuangan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM-FEB UI) Teuku Riefky menyampaikan meski kasus Covid-19 mengalami peningkatan belakangan ini, aktivitas ekonomi pada kuartal kedua relatif cukup kuat.

Beberapa faktor pendorongnya yaitu pelonggaran pembatasan sosial, stimulus pemerintah, dan momentum Ramadan dan Idulfitri.

“Perekonomian di kuartal II, kita akan memiliki pertumbuhan 6,4 persen dengan range 6,2 persen sampai dengan 6,7 persen,” katanya dalam konferensi pers virtual,” Rabu (4/8/2021).

Kepala Kajian Makroekonomi dan Ekonomi Politik LPEM UI Jahen F. Rezki menjelaskan, pemulihan ekonomi yang signifikan pada kuartal II/2021 terindikasi dari kinerja kredit yang meningkat tajam sepanjang April dan Mei 2021, terutama didorong oleh peningkatan kredit modal kerja dan kredit investasi.

“Pertumbuhan positif kredit konsumsi dan akselerasi inflasi inti menunjukkan daya beli mulai pulih, meskipun konsumen masih enggan berbelanja,” katanya.

Di samping itu, neraca perdagangan Indonesia terus membukukan surplus selama 13 bulan berturut-turut sejak Mei 2020 hingga Juni 2021.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper