Bisnis.com, JAKARTA - Emas menguat pada akhir perdagangan Selasa (20/7/2021) waktu Amerika Serikat (AS), menghentikan penurunan dua hari berturut-turut karena investor semakin khawatir dengan melonjaknya jumlah infeksi dari varian delta Covid-19 di seluruh dunia.
Sementara itu, menguatnya dolar AS membatasi arus masuk ke aset logam mulia safe-haven tersebut.
Mengutip Antara, Rabu (21/7/2021), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, terdongkrak US$2,2 atau 0,12 persen, menjadi ditutup pada US$1.811,40 per ounce pada Selasa. Sehari sebelumnya, Senin (19/7/2021), emas berjangka merosot US$5,8 atau 0,32 persen menjadi US$1.809,20.
Emas berjangka juga jatuh US$14 atau 0,77 persen menjadi US$1.815 pada Jumat (16/7/2021), setelah menguat US$4,0 atau 0,22 persen menjadi US$1.829 pada Kamis (15/7/2021), dan melonjak US$15,1 atau 0,83 persen menjadi US$1.825 pada Rabu (14/7/2021).
Varian delta Covid-19 yang terus menyebar dan beban kasus infeksi meningkat di seluruh dunia, memberikan dukungan terhadap emas. Namun demikian, dolar yang lebih kuat membatasi kenaikan emas lebih lanjut.
"Kami melihat volatilitas dalam harga emas meningkat sedikit dan itu telah melumpuhkan beberapa posisi beli," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas TD Securities, yang juga mengaitkan tekanan pada emas dengan dolar yang lebih kuat.
Baca Juga
Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya mencapai level tertinggi 3,5 bulan, sehingga mengurangi daya pikat emas bagi pemegang mata uang lainnya.
Tetapi, lonjakan kasus virus corona di Amerika Serikat dan negara-negara lain mendorong beberapa pembelian safe-haven emas dengan emas rebound sebanyak 1,7 persen dari terendah satu minggu pada Senin lalu.
“Banyak orang di pasar emas telah mengalihkan pandangan mereka dari bola tahun ini, tetapi jika kita mendapatkan lebih banyak berita buruk mengenai Covid-19 dan pasar saham melemah, Anda bisa mendapatkan pembelian pelarian ke aset-aset aman di pasar yang bisa bangun cukup cepat,” kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
Sementara itu, data pada Selasa (20/7/2021) menunjukkan ekspor emas Swiss ke India naik tipis bulan lalu, sementara pengiriman ke China daratan turun.
"Permintaan fisik memiliki ruang lingkup untuk menyangga penurunan emas karena bank-bank sentral tetap menjadi pembeli bersih dan mengingat permintaan konsumen yang terpendam saat toko India dibuka kembali," kata Suki Cooper, analis Standard Chartered.