Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Market: Lo Kheng Hong Ogah Beli Saham UNVR hingga GIAA Rugi Rp34,4 Triliun

Simak Top 5 News di kanal Market Bisnis.com pada Senin (19/7/2021). Berita tentang Lo Kheng Hong hingga Garuda Indonesia terpopuler.
Investor saham yang dijuluki Warren Buffet Indonesia Lo Kheng Hong memaparkan materinya pada acara Mega Talkshow Investasi 2020 di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Jawa Barat, Sabtu (7/3/2020). Bisnis/Rachman
Investor saham yang dijuluki Warren Buffet Indonesia Lo Kheng Hong memaparkan materinya pada acara Mega Talkshow Investasi 2020 di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Jawa Barat, Sabtu (7/3/2020). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Kabar dari emiten dan pelaku pasar menjadi berita terpopuler di Bisnis.com hari ini, Senin (19/7/2021). Investor saham kawakan Lo Kheng Hong mengaku ogah membeli saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR). Ternyata ini alasannya!

Selain itu, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) mencatatkan kerugian senilai US$2,44 miliar atau setara dengan Rp34,45 triliun pada 2020.


Berikut Top 5 News di kanal Market Bisnis.com pada Senin (19/7/2021):

1. Lo Kheng Hong Ogah Beli Saham Unilever (UNVR), Lebih Pilih Saham Bank Ini

Investor kawakan Lo Kheng Hong menilai sulit untuk mencari wonderful company dengan valuasi dan harga yang pas. Pria yang dijuluki Warren Buffet asal Indonesia ini mengungkapkan sulit untuk mencari wonderful company dengan harga yang tidak terlalu murah atau terlalu mahal.

"Ada wonderful company seperti Unilever tapi valuasinya sangat mahal, in term of price to book (PB) atau price per earning ratio (PE) mahal sekali, saya belum berani belinya," katanya itu dalam talkshow bertajuk The Art of Value Investing seperti dikutip, Minggu (18/7/2021).

2. BEI Tetapkan 17 Saham dalam Pemantauan Khusus, 8 Emiten Kena PKPU

PT Bursa Efek Indonesia merilis daftar 17 saham yang masuk kategori efek bersifat ekuitas dalam pemantauan khusus yang berlaku efektif per 19 Juli 2021. 8 di antaranya dalam kondisi dimohonkan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).

Mengutip keterbukaan Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (17/7/2021), BEI menetapkan 11 kriteria efek bersifat ekuitas dalam pemantauan khusus. Simak penjelasan selengkapnya!

3. Saham-Saham yang Melonjak saat IHSG Menguat, Ada yang Naik 100 Persen

Sejumlah saham melonjak signifikan di tengah penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan terakhir.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham NICL menduduki puncak top gainers, dengan peningkatan harga lebih dari 100 persen sebesar, atau 119,6 persen, atau berada di level 296.

4. Garuda Indonesia (GIAA) Rugi Rp34,4 Triliun

Emiten maskapai BUMN, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) mencatatkan kerugian senilai US$2,44 miliar atau setara dengan Rp34,45 triliun pada 2020.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2020, Garuda Indonesia mencatatkan pendapatan US$1,49 miliar atau sekitar Rp21,04 triliun. Nilai itu turun 67,36 persen dari pendapatan pada 2019 sejumlah US$4,57 miliar atau Rp64,48 triliun.

5. Kioson (KIOS) Berencana Rights Issue, Ekspansi Bisnis Pergudangan dan Telekomunikasi

Emiten sektor teknologi PT Kioson Komersial Indonesia Tbk. (KIOS) berencana menambah modal lewat Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue. Berdasarkan keterbukaan informasi di laman resmi Bursa Efek Indonesia, emiten berkode saham KIOS tersebut akan memberikan hak kepada para pemegang saham perseroan untuk membeli saham baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper