Bisnis.com, JAKARTA – Deretan perusahaan teknologi berstatus unicorn atau bervaluasi di atas US$1 miliar, termasuk Bukalapak dan GoTo dikabarkan akan melantai di Bursa Efek Indonesia.
Partnership Coordinator IDX Incubator Alan Fatih mengatakan saat ini merupakan momentum untuk unicorn teknologi meluncur di pasar saham. Menurutnya, perusahaan tersebut dapat semakin berkembang karena mendapat pengawasan dari regulator maupun stakeholders lainnya.
“Jadi kita tumbuh bersama-sama karena semakin banyak yang mengawasi maka akan mendorong perusahaan untuk mewujudkan good corporate governance,” jelas Alan dalam live Instagram bersama IDX Nusa Tenggara Barat (@idx_ntb), dikutip Jumat (9/7/2021).
Selain itu, masuknya perusahaan unicorn ke pasar bursa juga dapat meningkat kepercayaan masyarakat khususnya Indonesia terhadap perusahaan tersebut, lanjut Alan.
Menurut Alan, kondisi pasar saham Indonesia saat ini sama dengan kondisi pasar bursa Amerika ketika lebih 10 tahun lalu, dimana pemain besar saham didominasi oleh sektor bank atau pertambangan.
“Tapi saat ini di US, top market cap-nya sudah berubah menjadi perusahaan teknologi dan jika hal ini terjadi di Indonesia perusahaan teknologi unicorn tersebut yang akan menjadi salah satu top market cap di Indonesia,” pungkasnya.
Baca Juga
Dari sisi pasar bursa, lanjut Alan, kehadiran perusahaan teknologi akan meningkatkan reputasi bursa secara global dan pasar akan menerima banyak kehadiran investor baru.
Meski begitu, Alan kembali mengingatkan kepada calon investor bahwa tidak semua perusahaan unicorn setelah mendarat di pasar saham akan berhasil.
“Ketika harus membuka mata pasti juga ada peluang perusahan-perusahaan itu gagal, bukan berarti kolaps, tetapi valuasinya tidak sebesar yang kita harapkan dan itu menjadi kerugian bagi investor,” imbuhnya.
Alan sendiri berharap dengan kehadiran perusahaan unicorn di bursa dalam memberikan dampak positif perusahaan itu sendiri dan ke bursa Indonesia.
“Kita berharap khususnya perusahaan teknologi yang bervaluasi besar di Indonesia, mereka semakin berkembang dan reputasinya meningkat,” ucapnya.
Sementara itu, dalam prospektus penawaran umum saham perdana, Bukalapak akan melepaskan saham sebanyak-banyaknya 25.765.504.851 saham atau dibulatkan 25,76 miliar saham. Nilai nominal Rp50, yang mewakili sebanyak-banyaknya 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah initial public offering (IPO).
Harga penawaran IPO Bukalapak berkisar Rp750-Rp850. Artinya, raksasa e-commerce itu berpotensi meraup dana dari IPO dengan kisaran Rp19,32 triliun-Rp21,9 triliun.
Aksi IPO Bukalapak akan menjadi yang terbesar di BEI. Sebelumnya, rekor tertinggi dipegang PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) yang meraih dana IPO senilai Rp12,25 triliun pada 2008 silam.
Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek PT Mandiri Sekuritas dan PT Buana Capital Sekuritas. Penjamin emisi efek PT UBS Sekuritas Indonesia dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia.