Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah dibuka melemah pagi ini bersama sejumlah mata uang lainnya di kawasan Asia Pasifik.
Mengutip Bloomberg pada Rabu (7/7/2021), mata uang Garuda terdepresiasi 0,14 persen menjadi Rp14.490 per dolar AS. Sejak awal tahun, rupiah turun 3,10 persen.
Tak hanya rupiah, mayoritas mata uang di kawasan Asia Pasifik terpantau melemah di hadapan greenback pagi ini. Won Korea Selatan turun paling dalam sebesar 0,54 persen, rupee India turun 0,32 persen, dan peso Filipina turun 0,47 persen. Di sisi lain, yen Jepang menguat 0,18 persen.
Sementara itu, indeks dolar AS melemah tipis 0,03 persen menjadi 92.520.
Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengungkapkan sentimen penguatan rupiah kemarin lebih kepada data tenaga kerja AS yang tampaknya tidak sebaik ekspektasi pasar.
"Data pengangguran ternyata mengalami kenaikan dan juga ekspektasi kenaikan upah yang tidak jauh lebih tinggi masih menjadi sentimen negatif," jelasnya kepada Bisnis, Selasa (6/7/2021).
Baca Juga
Sementara itu, dia memproyeksikan pergerakan rupiah akan mixed dengan kelanjutan sentimen data dari AS dan kelanjutan dari harga minyak.
Menurutnya, saat ini ada kekhawatiran harga minyak akan kembali turun setelah adanya wacana rencana kenaikan produksi dari OPEC.
Sementara dari dalam negeri, meskipun kenaikan kasus Covid-19 mengalami kenaikan, hal ini sudah diantisipasi oleh pasar. Di sisi lain, periode pembukaan SBN ritel juga berpeluang mendorong permintaan rupiah.