Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BEI Sebut Euforia Investor Ritel di Pasar Modal Masih Berlanjut

Beragam indikator perdagangan di BEI mencetak banyak rekor pada tahun ini, seperti rata-rata volume transaksi harian terus meningkat mencapai 18,72 miliar saham per 18 Juni 2021.
Sejumlah tokoh kunci menjadi pembicara dalam Mid-Year Economic Outlook 2021 bertajuk Prospek Ekonomi Indonesia Pasca Stimulus dan Vaksinasi yang diselenggarakan secara daring oleh Harian Bisnis Indonesia, Selasa (6/7 - 2021). Sesi ke-3 bertema Euforia Investor Ritel dan Semarak Emiten Menggalang Dana di Pasar Modal disampaikan oleh oleh Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi, Komisaris  BEI Pandu Patria Sjahrir, Ketua Umum Asosiasi Emiten Indonesia Iwan Setiawan Lukminto, dan dipandu oleh Wakil Pemred Bisnis
Sejumlah tokoh kunci menjadi pembicara dalam Mid-Year Economic Outlook 2021 bertajuk Prospek Ekonomi Indonesia Pasca Stimulus dan Vaksinasi yang diselenggarakan secara daring oleh Harian Bisnis Indonesia, Selasa (6/7 - 2021). Sesi ke-3 bertema Euforia Investor Ritel dan Semarak Emiten Menggalang Dana di Pasar Modal disampaikan oleh oleh Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi, Komisaris BEI Pandu Patria Sjahrir, Ketua Umum Asosiasi Emiten Indonesia Iwan Setiawan Lukminto, dan dipandu oleh Wakil Pemred Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut euforia investor ritel di pasar modal Indonesia yang terjadi sejak tahun lalu masih terus berlanjut hingga saat ini.

Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia Hasan Fawzi mengatakan pergerakan IHSG yang sempat menyentuh level terendahnya dalam beberapa tahun pada Maret 2020 lalu telah memicu euforia di pasar modal.

Menurutnya, harga saham-saham yang jatuh begitu dalam pada tahun lalu menjadi daya tarik sendiri bagi para investor untuk melakukan akumulasi beli. Di sisi lain, banyak investor baru yang juga bermunculan dan mulai tertarik masuk ke pasar saham.

“Ada euforia bahwa ini tingkat harga yang sangat menarik, karena sangat murah dan jadi time to buy. Sangat banyak investor baru bergabung dan investor yang sudah lebih dulu bergabung juga menunjukkan kenaikan aktivitas transaksinya,” tuturnya dalam sesi Bisnis Indonesia Mid Year Economic Outlook, Selasa (6/7/2021).

Otoritas Bursa mencatat, sepanjang 2020 lalu terdapat 1,4 juta investor baru di pasar modal dan 51 perusahaan tercatat baru yang melakukan aksi penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO).

Hasan menuturkan, tren positif tersebut kembali berlanjut di 2021 ini seiring dengan pandmei yang belum usai sehingga pembatasan-pembatasan kegiatan yang terjadi membuat masyarakat mengalihkan dana konsumsinya ke investasi melalui instrumen pasar modal.

Terbukti, kata Hasan, beragam indikator perdagangan Bursa mencetak banyak rekor di tahun ini, seperti rata-rata volume transaksi harian terus meningkat mencapai 18,72 miliar saham per 18 Juni 2021.

Begitu pula dengan rata-rata nilai transaksi harian yang meningkat menjadi Rp13,53 miliar pada 18 Juni 2021, dari posisi Rp9,21 miliar di akhir Desember 2020.

Rata-rata frekuensi transaksi harian juga meningkat menjadi 1,22 juta kali per 18 Juni 2021, dibandingkan 677.430 kali pada akhir Desember 2020. Rekor tertinggi juga pecah pada 14 januari 2021 yang mana terjadi 2,006 juta transaksi dalam sehari.

“Jadi kita lihat momentum ini, euforia ini, masih terus berlanjut sampai dengan posisi terakhir di 2021 ini,” imbuh Hasan.

Dari sisi pertambahan investor, rekor juga terus terjadi. Per akhir Mei 2021 jumlah investor pasar modal Indonesia tembus 5,37 juta investor dengan 45,2 persen atau 2,40 juta di antaranya adalah investor C-Best atau pasar saham.

BEI juga mencatat rata-rata investor aktif harian melonjak hingga sekitar 199.000 investor perhari per 2 Juli 2021, ini hampir dua kali lipat dari posisi per akhir Desember 2020 yang sebanyak 95.000 investor per hari.

“Inilah yang menjadi alasan di balik peningkatan turnover dan tingkat kedalaman pasar kita,” ujarnya lagi.

Selain itu, investor ritel juga terpantau kian mendominasi pasar ekuitas. Per akhir Juni 2021, porsi kepemilikan investor ritel di pasar saham dalam negeri mencapai 14,4 persen, meningkat lebih dari 2 kali lipat dari 2015 lalu yang hanya 6,5 persen.

Jika digabungkan dengan porsi kepemilikan institusi domestik yang sebesar 40,5 persen, maka kepemilikan investor domestik baik ritel dan institusi di dalam negeri mencapai 54,9 persen atau lebih dari separuh total saham di pasar modal Indonesia.

Begitu pula dari nilai transaksi, ritel kini mendominasi 59,3 persen transaksi di bursa Indonesia, menyisakan 16,2 persen porsi investor institusi domestik dan 24,5 persen porsi investor institusi asing.

Hasan mengharapkan, dengan dominasi investor ritel di pasar saham Indonesia akan meningkatkan ketahanan pasar jika ada gejolak ekonomi, khususnya yang berkaitan dengan investor asing.

“Jadi ketika investor asing harus pull out dan melakukan aksi jual, indeks kita tetap bertahan karena support investor domestik,” tutur Hasan.

Lebih lanjut dia mengatakan, otoritas Bursa akan terus mengembangkan ekosistem pasar modal yang dapat memastikan kenyamanan, kemudahan, dan inklusivitas  dari para investor terutama ritel domestik.

“Edukasi dan menjaga keteraturan kewajaran dan efisiensi akan terus terjadi sehingga euforia ini tidak terkhianati dan akan terus mendapatkan momentumnya dan mendapat user experience yang baik,” tutup dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper