Bisnis.com, JAKARTA - Dua pemegang saham terbesar PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) dikabarkan sedang menjajaki potensi penjualan saham TBIG.
Mengutip Bloomberg, Selasa (6/7/2021) perusahaan ekuitas swasta Provident Capital Indonesia dan anak usaha, perusahaan investasi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) telah mengajukan proposal kepada bank tentang kemungkinan transaksi kepemilikan saham mereka. Hal ini dikutip dari sumber yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena rinciannya bersifat pribadi.
PT Wahana Anugerah Sejahtera milik Saratoga memiliki 34 persen saham Tower Bersama yang beredar sementara Provident Capital memegang 22 persen. Penjualan ini bernilai sekitar Rp43,5 triliun atau setara US$3 miliar pada harga penutupan Senin (6/7/2021).
Saat ini, Tower Bersama memiliki nilai pasar sekitar US$5,3 miliar. Dengan valuasi US$3 miliar, penjualan saham tersebut jika berhasil akan menjadi kesepakatan terbesar kedua di Indonesia pada tahun 2021, setelah merger senilai US$7,5 miliar antara perusahaan e-commerce PT Tokopedia dan perusahaan ride-hailing dan pembayaran Gojek.
Saham Tower Bersama memangkas kerugian menjadi 1,2 persen pada hari Selasa setelah laporan Bloomberg News. Saham Saratoga naik sebanyak 6,2 persen, menyentuh level intraday tertinggi sejak 30 Juni.
Pembicaraan ini berada pada tahap awal dan mungkin tidak menghasilkan penjualan perusahaan, kata sumber Bloomberg.
Baca Juga
Upaya konfirmasi pun dilakukan, perwakilan Tower Bersama menolak berkomentar. Seorang perwakilan Saratoga Group mengatakan mereka tidak mengetahui hal tersebut. Email dan panggilan ke Provident Capital tidak direspon.
Didirikan pada 2004, Tower Bersama menyewakan ruang di menara telekomunikasi untuk antena dan peralatan nirkabel lainnya. Perusahaan melaporkan laba bersih yang disesuaikan sekitar Rp1 triliun pada tahun 2020, meningkat 17,6 persen dari Rp820 miliar pada tahun sebelumnya.
Mitra pendiri Provident Capital Hardi Wijaya Liong adalah CEO Tower Bersama, dan Presiden Komisaris Saratoga Group Edwin Soeryadjaya adalah presiden komisaris perusahaan infrastruktur tersebut.