Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah emiten memilih upaya mendapatkan dana segar melalui pasar obligasi di tengah kondisi lantai bursa yang tak pasti karena terdampak sentimen geopolitik
Sejumlah emiten seperti PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG), PT Barito Pacific Tbk. (BRPT), hingga anak usaha PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) yakni PT Medco Power Indonesia menawarkan obligasi dengan kupon yang menarik.
Jika diakumulasi, jumlah nilai obligasi yang ditawarkan seluruh emiten tersebut mencapai Rp2,6 triliun. Mereka mempergunakan dana obligasi untuk berbagai tujuan seperti pembayaran kewajiban hingga ekspansi usaha perusahaan.
Dalam prospektusnya, BUMI menyampaikan akan menerbitkan dan menawarkan obligasi berkelanjutan I BUMI tahap I Tahun 2025, dengan jumlah pokok sebanyak-banyaknya Rp350 miliar. Penerbitan obligasi ini merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan I BUMI dengan target dana yang dihimpun sebesar Rp5 triliun.
Obligasi ini akan diterbitkan dalam tiga seri, yaitu Seri A dengan jumlah pokok sebesar Rp48,75 miliar, dengan tingkat bunga tetap sebesar 7% per tahun dan jangka waktu 370 hari. Lalu Seri B dengan jumlah pokok sebesar Rp107,35 miliar, dengan kupon tetap sebesar 8,5% per tahun dan tenor 3 tahun.
Kemudian Seri C dengan jumlah pokok sebesar Rp193,9 miliar, dengan tingkat bunga tetap sebesar 9,5% per tahun dan jangka waktu 5 tahun.
Baca Juga
BUMI akan menggunakan dana hasil penerbitan obligasi ini untuk mengakuisisi Wolfram Limited, yang merupakan perusahaan yang didirikan pada tanggal 8 Juli 2022 berdasarkan hukum Australia Barat. Nilai transaksi yang dibayarkan menggunakan dana hasil penawaran umum obligasi ini sebanyak-banyaknya sebesar Rp350 miliar, atau setara AUD33,04 juta.
Sebelumnya, Vice President Investor Relations & Chief Economist Bumi Resources Achmad Reza Widjaja mengatakan dengan akuisisi tambang Wolfram tersebut, BUMI berharap tambang ini dapat berproduksi pada satu atau dua tahun pertama.
“Akuisisi Wolfram, kami harap tahun depan, tahun pertama dan kedua kami sudah dapat melakukan produksi,” kata Reza pada Webinar Reliance Sekuritas, Kamis (19/6/2025).
Dengan berproduksinya tambang emas Wolfram tersebut, Reza berharap hal ini dapat menambah pendapatan perseroan dalam jangka pendek.
Selanjutnya ada emiten menara PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) menjelaskan besaran bunga yang ditawarkan dari obligasi berkelanjutan VII TBIG tahap I tahun 2025 dengan jumlah pokok sebesar Rp750 miliar.
TBIG diketahui akan menerbitkan obligasi dengan jumlah pokok Rp750 miliar, sebagai bagian dari obligasi berkelanjutan VII TBIG dengan target dana yang dihimpun sebesar Rp20 triliun dan sukuk ijarah berkelanjutan I dengan target sisa imbalan ijarah yang akan dihimpun sebesar Rp8 triliun.
Obligasi ini akan diterbitkan tanpa warkat dan akan ditawarkan dengan nilai 100% dalam dua seri. Seri A dengan jumlah pokok Rp201 miliar, dengan tingkat bunga tetap sebesar 6,75% per tahun, dengan tenor tiga tahun sejak tanggal emisi.
Lalu Seri B dengan jumlah pokok sebesar Rp549 miliar, dengan bunga tetap sebesar 7% per tahun, dan jangka waktu 5 tahun sejak tanggal emisi.
Sementara itu, sukuk ijarah tahap I tahun 2025 dengan jumlah sisa imbalan ijarah sebesar Rp750 miliar juga akan ditawarkan dalam dua seri. Seri A dengan sisa imbalan ijarah sebesar Rp80,52 miliar, dengan cicilan imbalan ijarah sebesar Rp5,43 miliar per tahun, atau sebesar Rp67,5 juta per Rp1 miliar yang berjangka waktu 3 tahun sejak tanggal emisi.
Kemudian Seri B dengan sisa imbalan ijarah sebesar Rp660,48 miliar, dengan cicilan imbalan ijarah sebesar Rp58,8 miliar per tahun, yang dihitung dari jumlah sisa imbalan ijarah seri B atau sebesar Rp70 juta per Rp1 miliar, yang berjangka waktu 5 tahun sejak tanggal emisi.
Adapun rencana penggunaan dana hasil penawaran obligasi ini akan digunakan sebesar Rp721,4 miliar untuk mendanai seluruh kewajiban Perseroan dalam rangka rencana pelunasan seluruh pokok Obligasi Berkelanjutan V Tower Bersama Infrastructure Tahap IV Tahun 2022 Seri B sebesar Rp721,4 miliar pada tanggal jatuh tempo, yaitu 11 Agustus 2025.
Sisanya akan dipinjamkan oleh Perseroan kepada Tower Bersama (TB) untuk melakukan pembayaran sebagian pokok pinjaman yang menjadi kewajiban Tower Bersama sehubungan dengan fasilitas pinjaman bergulir dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI).