Bisnis.com, JAKARTA - Sebanyak 10 saham mampu menjulang di sepanjang semester I/2021 walaupun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak flat.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia per 30 Juni 2021, IHSG menguat 0,11 persen ke level 5.985,07 sejak awal tahun.
Pada saat yang sama, saham PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) terpantau jauh melambung di atas IHSG dengan kenaikan 13.947 persen menjadi Rp59.000.
Selanjutnya saham PT Bank Aladin Syariah Tbk. (BANK) menyusul dengan lonjakan 3.016 persen menjadi Rp3.210 disusul saham PT Telefast Indonesia Tbk. (TFAS) yang naik 1.511 persen menjadi Rp2.900.
Saham PT Damai Sejahtera Abadi Tbk. (UFOE) juga tak ketinggalan dengan kenaikan harga 1.078 persen menjadi Rp1.190 bersama saham PT Matahari Putra Prima Tbk. (MPPA) yang naik 867,89 persen menjadi Rp1.055.
Kepala Riset NH Korindo Sekuritas Anggaraksa Arismunandar mengatakan IHSG bakal mampu tumbuh kembali pada semester II/2021. Kinerja indeks acuan ini dapat lebih baik dibandingkan 6 bulan pertama tahun ini yang cenderung datar.
Baca Juga
“Pergerakan IHSG dibayangi beberapa hambatan seperti rencana BPJS-TK untuk mengurangi porsi investasi di pasar modal; serta lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di awal tahun dan menjelang akhir semester I/2021,” jelasnya saat dihubungi pada Rabu (30/6/2021).
Ia memaparkan, salah satu sentimen yang akan menopang pergerakan IHSG adalah penyesuaian ulang (rebalancing) dari perubahan metode pembobotan indeks. Hal ini akan membuat pelaku pasar seperti manajer investasi juga melakukan penyesuaian tertentu
Selain itu, rencana IPO jumbo dari beberapa calon emiten besar juga akan menjadi sentimen positif. Kehadiran startup unicorn seperti Bukalapak dan GoTo diyakini akan menggairahkan pasar saham domestik pada semester II/2021.
Pasar juga akan terus memantau progres penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia.
Sementara itu, dari luar negeri, rencana tapering oleh bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) juga dapat memicu penguatan pada IHSG di paruh kedua tahun 2021. Seiring dengan hal tersebut, Anggaraksa masih mempertahankan proyeksi IHSG akhir tahun 2021 di level 6.800.
Anggaraksa melanjutkan, pada semester II/2021 investor dapat mencermati emiten-emiten pada sektor telekomunikasi. Menurutnya, fundamental emiten pada sektor ini masih sangat bagus seiring dengan prospek permintaan terhadap paket data yang akan terus meningkat.
Ticker | Name | Price | Net Chg | % Chg |
DCII IJ Equity | DCI Indonesia Tbk | 59000 | 58580 | +13947.62% |
BANK IJ Equity | Bank Aladin Syariah Tbk | 3210 | 3107 | +3016.50% |
TFAS IJ Equity | Telefast Indonesia | 2900 | 2720 | +1511.11% |
UFOE IJ Equity | Damai Sejahtera Abadi Tbk | 1190 | 1089 | +1078.22% |
MPPA IJ Equity | Matahari Putra Prima Tbk | 1055 | 946 | +867.89% |
MLPL IJ Equity | Multipolar Tbk | 690 | 618 | +858.33% |
BINA IJ Equity | Bank Ina Perdana Tbk | 5625 | 4920 | +697.87% |
ZBRA IJ Equity | Zebra Nusantara Tbk | 925 | 802 | +652.03% |
BBHI IJ Equity | Bank Harda Internasional Tbk | 3220 | 2766 | +609.25% |
DMMX IJ Equity | Digital Mediatama Maxima Tbk | 1585 | 1355 | +589.13% |