Bisnis.com, JAKARTA – Pernyataan hawkish dari bank sentral AS dan lonjakan kasus positif virus corona di Indonesia berpotensi mengurangi minat investor pada lelang Sukuk Negara Selasa (29/6/2021) besok.
Head of Economics Research Pefindo Fikri C. Permana mengatakan, minat investor pada lelang sukuk negara Selasa besok kemungkinan akan menurun. Hal tersebut seiring dengan tekanan yang muncul baik dari pasar domestik maupun global
“Kemungkinan akan turun sekitar 10 persen hingga 12 persen, hasil penawaran yang masuk sepertinya berada di kisaran Rp35 triliun – Rp40 triliun,” katanya saat dihubungi pada Senin (28/6/2021).
Fikri memaparkan, salah satu sentimen utama penekan pasar surat utang dalam negeri adalah pernyataan hawkish yang keluar dari Bank Sentral AS, The Fed. Rencana kenaikan suku bunga acuan dalam waktu dekat dinilai telah memberikan tekanan kepada pasar surat utang Indonesia sejak pekan lalu.
Ia menjelaskan, pernyataan The Fed tersebut semakin meningkatkan tekanan pada pasar obligasi emerging market. Hal tersebut akan mendorong kenaikan risiko terjadinya capital outflow dari pasar-pasar negara berkembang seperti Indonesia.
“Hal ini akan membuat investor cenderung lebih menahan diri untuk masuk ke pasar primer seperti lelang,” ujar Fikri.
Baca Juga
Sementara itu, sentimen dari dalam negeri juga akan menekan prospek lelang sukuk negara. Hal ini salah satunya disebabkan oleh lonjakan kasus positif virus corona yang terjadi selama beberapa pekan belakangan.
Kenaikan angka kasus positif yang telah menembus kisaran 20 ribu kasus menimbulkan tekanan baik pada imbal hasil (yield) SUN maupun nilai tukar rupiah. Akibatnya kondisi perekonomian Indonesia secara makro menjadi kurang kondusif jelang lelang besok.
Di sisi lain, Fikri mengatakan, imbal hasil SUN Indonesia saat ini telah menunjukkan pemulihan setelah bergerak fluktuatif. Hal tersebut akan membuka kesempatan bagi investor yang berminat untuk masuk ke pasar sukuk Indonesia.
“Seiring dengan imbal hasil yang mulai membaik, real yield-nya juga tentu akan semakin lebar. Ini dapat dimanfaatkan oleh para investor untuk mencari keuntungan,” pungkasnya.
Sementara itu, dalam 3 edisi lelang terakhir, penawaran yang dihimpun pemerintah menunjukkan kenaikan. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR Kementerian Keuangan, lelang 4 Mei berhasil menghimpun penawaran sebesar Rp19,9 triliun yang Rp10 triliun diantaranya diserap oleh pemerintah.
Pada lelang sukuk 2 Juni lalu, pemerintah mencatatkan penawaran Rp44,64 triliun. Dari jumlah tersebut, pemerintah menyerap sebanyak Rp11 triliun.