Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Awal Pekan, Rupiah Dibuka Terkoreksi

Nilai tukar rupiah terdepresiasi 0,10 persen atau 13,5 poin menjadi Rp14.202,5 per dolar AS. Sementara itu, Indeks dolar AS naik 0,01 persen ke 90,560.
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah dibuka melemah pada awal perdagangan hari ini, Senin (14/6/2021).

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah terdepresiasi 0,10 persen atau 13,5 poin menjadi Rp14.202,5 per dolar AS. Sementara itu, Indeks dolar AS naik 0,01 persen ke 90,560.

Sebelumnya, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan nilai tukar rupiah diprediksi meningkat terbatas terhadap dolar AS pada Senin (14/6/2021) seiring dengan sejumlah rilis data domestik yang positif.

Data dari Bloomberg menyebutkan, nilai tukar rupiah di pasar spot pada akhir pekan lalu ditutup menguat 58 poin atau 0,41 persen ke level Rp14.189 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,056 poin atau 0,06 persen ke level 90,019.

Ibrahim menyebutkan, penguatan nilai tukar rupiah ditopang oleh data inflasi yang sesuai dengan ekspektasi pasar. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data inflasi Indonesia periode Mei 2021 inflasi 0,32 persen dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm).

Sementara dibandingkan Mei 2020 (year-on-year/yoy), laju inflasi tercatat 1,68 persen. Inflasi inti dilaporkan tumbuh 1,37 persen YoY, sama persis dengan konsensus. Kenaikan inflasi tersebut bisa menjadi indikasi daya beli masyarakat yang membaik.

Bank Indonesia (BI) juga melaporkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode Mei 2021 sebesar 104,4. Jumlah tersebut naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 101,5.

IKK menggunakan angka 100 sebagai titik mula. Jika di atas 100, maka artinya konsumen optimistis memandang perekonomian baik saat ini hingga enam bulan mendatang.

Konsumen yang semakin percaya diri menjadi indikasi peningkatan konsumsi, yang semakin menguatkan ekspektasi Indonesia lepas dari resesi di kuartal ini.

“Apalagi BI kemarin melaporkan penjualan ritel akhirnya mengalami pertumbuhan untuk pertama kalinya setelah mengalami kontraksi selama 16 bulan beruntun,” katanya.

Bank Indonesia (BI) melaporkan, penjualan ritel yang dicerminkan oleh Indeks Penjualan Riil (IPR) pada April 2021 berada di 220,4. Naik 17,3 persen dibandingkan bulan sebelumnya dan 15,6 persen dari April 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper