Bisnis.com, JAKARTA — Emiten rokok PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) akan melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 8 Juli 2021. Salah satu agenda yang menjadi perhatian ialah penggunaan saldo laba.
Dalam keterangan manajemen GGRM di Bursa Efek Indonesia, perusahaan akan melakukan RUPST 2020 di Grand Surya Hotel, Kediri, pada Kamis 8 Juli 2021. Ada 6 mata acara yang digelar, salah satnya penggunaan laba 2020.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2020, Rabu (31/3/2021), emiten bersandi GGRM ini mencatatkan pertumbuhan pendapatan menjadi Rp114,47 triliun meningkat Rp3,95 triliun atau naik 3,57 persen dari pendapatan pada 2019 yang sebesar Rp110,52 triliun.
Laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp7,64 triliun pada 2020, turun 29,19 persen dari laba bersih pada tahun sebelumnya yang sebesar Rp10,88 triliun.
Sebelumnya, dalam RUPST 2019, Gudang Garam memutuskan untuk tak membagikan dividen dari keuntungan tahun buku 2019. Para pemegang saham menyetujui penetapan penggunaan laba perseroan untuk tahun buku 2019 seluruhnya dimasukkan dalam akun saldo laba.
“Saldo laba akan digunakan untuk menambah modal kerja sehingga perseroan tidak membagikan dividen kepada pemegang saham perseroan untuk tahun buku 2019,” demikian tertulis dalam keterangan resmi yang dikutip Bisnis, Jumat (28/8/2020)
Baca Juga
Ini merupakan pertama kalinya dalam beberapa tahun belakangan perseroan tidak membagikan dividen.
Padahal, Gudang Garam masuk ke dalam jajaran emiten yang royal membagikan dividen, yakni IDX High Dividend 20. Indeks tersebut yang beranggotakan 20 saham yang membagikan dividen tunai selama 3 tahun terakhir dan memiliki dividend yield yang tinggi.
Pada 2019 lalu, Gudang Garam membagikan dividen tunai kepada pemegang saham sebesar Rp5 triliun atau setara dengan 2.600 per saham untuk tahun buku 2018.
Adapun, mengutip riset Mirae Asset Sekuritas Indonesia, secara berturut-turut DPR Gudang Garam pada 2015-2017 adalah 78 persen, 75 persen, dan 65 persen. Saat itu, laba bersih perseroan mencapai Rp6,44 triliun, Rp6,67 triliun, dan Rp7,75 triliun.
Pada 2019, GGRM berhasil mencetak pertumbuhan laba 39,64 persen menjadi Rp10,88 triliun dari Rp7,79 triliun. Pertumbuhan laba ini disumbang oleh kenaikan pendapatan pada tahun 2019 menjadi Rp110,52 triliun, naik 15,48 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp95,71 triliun.
Aksi GGRM yang tak membagikan dividen membuat Bursa Efek Indonesia (BEI) mengubah jajaran penghuni IDX High Dividend 20, yang berlaku sejak Februari hingga Agustus 2021.
Dalam Indeks High Dividend 20 terkini, saham GGRM dan LPPF dikeluarkan, dan digantikan oleh saham DMAS dan WSBP.