Bisnis.com, JAKARTA – Berita pilihan Bisnis Indonesia Premium edisi Rabu (6/8/2025) mulai dari aksi konglomerat Theodore Permadi Rachmat di saham TAPG hingga laba Gudang Garam (GGRM) dan Sampoerna (HMSP) saat dikepung rokok ilegal.
1. Aksi TP Rachmat di Tengah Kinerja Rimbun Triputra Agro (TAPG)
Konglomerat Theodore Permadi Rachmat terpantau mengutak-atik kepemilikan di PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG) dalam dua sesi perdagangan beruntun.
Berdasarkan laporan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang dikutip Rabu (6/8/2025), TP Rachmat terekam melego sebagian kepemilikan saham TAPG dalam dua sesi perdagangan beruntun.
2. Rekomendasi Terbaru Saham Mandiri (BMRI) Usai Rombak Direksi
Beberapa analis mengeluarkan rekomendasi terbaru untuk Bank Mandiri (BMRI) usai melakukan rapat umum pemegang saham yang pembahasannya adalah perombakan direksi.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) resmi melakukan pergantian direksi dengan mengangkat Riduan sebagai direktur utama menggantikan Darmawan Junaidi Awal pekan ini, Senin, (4/8/2025).
3. Rekomendasi Berbeda JP Morgan soal Prospek Kinerja BCA (BBCA)
JP Morgan masih mempertahankan rekomendasi netral terhadap saham perbankan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) usai tetap mampu membukukan pertumbuhan kinerja di tengah kondisi industri yang menantang.
Rekomendasi itu berbeda dibandingkan mayoritas sekuritas yang mengulas saham perbankan swasta terbesar di Tanah Air tersebut.
4. Selamat Tinggal Penjualan Fisik Marketplace, Bukalapak Kini Menggandeng Untung
Strategi Bukalapak (BUKA) menutup bisnis produk fisik di lokapasar atau marketplace berbuah manis yang terbukti dengan bisa membalikkan rugi menjadi untung.
Melalui keterbukaan informasi, PT Bukalapak.com Tbk melaporkan pendapatan sebesar Rp3,08 triliun. Realisasi tersebut meningkat 27,95% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (YoY) sebesar Rp2,41 triliun.
5. Kepul Laba Gudang Garam (GGRM) dan Sampoerna (HMSP) Dikepung Rokok Ilegal
Emiten rokok PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) dan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMSP) sama-sama mencatatkan kontraksi laba bersih pada semester I/2025, menjadi yang terendah dalam 5 tahun terakhir.
Mengacu pada laporan keuangan, pada semester I/2025 GGRM mencatat kontraksi pendapatan 11,30% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp44,37 triliun. Laba bersih perusahaan bahkan terkoreksi 87,01% YoY menjadi Rp120,25 miliar.