Bisnis.com, JAKARTA — Emiten bank Grup Djarum PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menyampaikan tengah mengkaji rencana pembagian dividen interim untuk tahun buku 2025.
EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn menjelaskan BCA senantiasa mengkaji dividend payout ratio untuk menjaga keseimbangan kebutuhan permodalan dalam mengantisipasi kebutuhan pengembangan bisnis Bank maupun entitas anak, inovasi teknologi dan keamanan digital, serta kepentingan pemangku kepentingan.
“Selain itu, BCA juga memperhatikan peraturan perundang-undangan bagi Perbankan dan Pasar Modal, Anggaran Dasar BCA serta praktik Tata Kelola yang Baik dalam menentukan pembagian dividen,” kata Hera, Kamis (7/8/2025).
Menurut Hera, emiten berkode saham BBCA ini berkomitmen mengelola likuiditas dan pencadangan kredit secara pruden mempertimbangkan prinsip kehati-hatian dalam penerapan manajemen risiko.
Adapun terkait rencana pembagian dividen interim untuk tahun buku 2025, Hera menuturkan BBCA masih mengkaji secara menyeluruh pembagian dividen interim ini. Pembagian dividen interim akan dilakukan dengan mempertimbangkan kinerja keuangan perseroan hingga paruh pertama tahun 2025, proyeksi kebutuhan permodalan ke depan, serta dinamika kondisi ekonomi dan industri perbankan nasional.
“Pada prinsipnya, BCA senantiasa berkomitmen untuk memberikan nilai tambah yang berkesinambungan kepada pemegang saham,” ucap Hera.
Baca Juga
Adapun berdasarkan laman perusahaan, BBCA tercatat tidak pernah absen membagikan dividen interim sejak tahun 2006. Nilai dari dividen interim BBCA ini meningkat setiap tahunnya.
Untuk dividen interim tahun 2024 misalnya, BBCA membagikan dividen interim sebesar Rp50 per saham, meningkat dari tahun buku 2023 sebesar Rp42,5 per saham.
Dividen interim tahun buku 2024 menjadi nilai dividen interim terbesar yang dibagikan BBCA sejak 2006.
Sampai semester I/2025, raihan laba bersih konsolidasi BBCA senilai Rp29 triliun. Laba tersebut tumbuh 8% secara tahunan (year on year/YoY).
Pada semester I tahun lalu, bank swasta terbesar di Indonesia itu membukukan laba bersih senilai Rp26,9 triliun.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.