Bisnis.com, JAKARTA - Penjualan pada produk ayam olahan diprediksi akan menjadi pendukung kenaikan kinerja emiten unggas PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) sepanjang 2021.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, emiten berkode saham CPIN itu mencatatkan penjualan sebesar Rp42,51 triliun pada 2020. Perolehan tersebut naik tipis dari Rp42,501 triliun pada 2019.
Jika lebih dirinci, hanya 2 dari 5 sektor penjualan CPIN yang mencatatkan pertumbuhan. Penjualan dari produk pakan tercatat turun dari Rp15,99 triliun menjadi Rp14,23 triliun.
Penurunan juga terjadi pada penjualan anak ayam usia sehari (Day Old Chicken/DOC) senilai Rp2,15 triliun dari sebelumnya Rp2,77 triliun. Sementara itu, sektor lain-lain mencatat penerimaan Rp1,48 triliun berbanding Rp1,56 triliun pada 2019.
Selanjutnya, penjualan bersih dari ayam pedaging tercatat naik dari Rp17,27 triliun menjadi Rp19,03 triliun, naik 10,16 persen secara year on year (yoy). CPIN juga mencatatkan kenaikan penjualan sebesar 14,6 persen yoy pada produk ayam olahannya dari Rp4,88 triliun menjadi Rp5,6 triliun.
Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada menuturkan kinerja CPIN sepanjang 2020 lebih banyak ditopang oleh penjualan produk olahannya karena konsumsi yang masih cukup terjaga.
Baca Juga
Ia menjelaskan, kondisi pandemi sepanjang 2020 terlihat tidak menyurutkan masyarakat untuk melakukan konsumsi bahan pangan, termasuk produk olahan ayam. Di sisi lain, sifat produk olahan ayam yang lebih praktis dan lebih murah juga menjadi nilai tambah baik bagi konsumen maupun CPIN.
“Penurunan harga bahan baku sepanjang tahun lalu juga berdampak positif untuk CPIN. Sehingga dengan meningkatnya pendapatan, perusahaan memiliki ruang untuk menjaga kinerja labanya,” jelas Reza saat dihubungi Bisnis pada Kamis (10/6/2021).
Reza memprediksi, kinerja positif CPIN sepanjang tahun 2020 akan berlanjut pada 2021. Salah satu motor kinerja perusahaan pada tahun ini diprediksi berasal dari segmen produk olahan chicken nugget yakni Fiesta.
Menurutnya, salah satu langkah potensial yang dapat dilakukan CPIN adalah dengan menambah varian produk Fiesta. Selain itu, perluasan distribusi penjualan, baik melakui gerai-gerai ritel maupun pihak lain sebagai agen penjual makanan beku (frozen food) diyakini dapat memicu pertumbuhan penjualan.
Lebih lanjut, Reza menuturkan, meski harga sahamnya terbilang lebih tinggi dibandingkan dengan kompetitor lain seperti JPFA, MAIN, dan SIPD pergerakan saham CPIN dinilai masih cukup likuid. Hal tersebut membuka peluang harga saham CPIN untuk melaju ke target harga Rp8.250 pada akhir tahun 2021.
“Dengan pergerakan yang masih likuid, saya masih merekomendasikan untuk buy saham CPIN,” kata Reza.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.