Bisnis.com, JAKARTA—Nilai transaksi pialang saham secara industri mengalami penyusutan untuk bulan kelima berturut-turut.
Berdasarkan data Bloomberg, transaksi sepanjang Mei 2021 hanya mencapai Rp373,58 triliun, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai sekitar Rp396,21 triliun.
Nilai transaksi ini juga jauh lebih rendah dibandingkan awal tahun ini, yang mana sepanjang Januari 2021 nilai transaksi broker menyentuh rekor Rp849,12 triliun selama sebulan. Adapun, sejak Januari, nilai transaksi pialang saham selalu mencatatkan penurunan. (Lihat tabel)
Tabel Nilai Transaksi Broker 2021 | |
---|---|
Bulan | Nilai Transaksi (Rp Triliun) |
Januari | 849,12 |
Februari | 624,93 |
Maret | 569,0 |
April | 396,21 |
Mei | 373,58 |
Sementara itu, sekuritas asal Korea Selatan Mirae Asset Sekuritas menjadi juara bertahan di posisi pertama sebagai sekuritas dengan transaksi bulanan tertinggi dengan total nilai transaksi Rp29,34 triliun.
Baca Juga
Akan tetapi, sejalan dengan tren industri, nilai transaksi sekuritas berkode YP ini juga mengalami penurunan sepanjang bulan Mei, dari total nilai transaksi yang dibukukan sepanjang bulan sebelumnya yakni Rp36,62 triliun.
Adapun, sekuritas asal Korea Selatan ini paling banyak mentransaksikan ANTM dengan total transaksi Rp1,47 triliun, MLPL sebanyak Rp1,14 triliun, dan BBRI sebanyak Rp1,05 triliun.
Selanjutnya, di posisi kedua ada UBS Sekuritas Indonesia dengan nilai transaksi Rp21,80. Berbeda dengan YP, sekuritas berkode AK ini mencatatkan pertumbuhan nilai transaksi dari posisi Rp21,38 triliun pada April lalu.
UBS Sekuritas Indonesia berturut-turut paling banyak mentransaksikan BBRI, BBCA, dan TBIG dengan total nilai transaksi masing-masing Rp3,74 triliun. Rp2,99 triliun, dan Rp1,94 triliun.
Di posisi ketiga ada Mandiri Sekuritas dengan nilai transaksi Rp22,95 triliun sepanjang Mei, mengalami penurunan dari Rp25,74 triliun sepanjang April.
Sekuritas berkode CC ini terpantau paling banyak mentransaksikan BBRI Rp1,51 triliun. Kemudian BBCA Rp1,43 triliun, dan ANTM senilai Rp1,06 triliun.
Selanjutnya pada posisi 4 hingga 6, ada CIMB Securities Indonesia (Rp18,93 triliun), Indo Premier Sekuritas (Rp17,86 triliun), dan Credit Suisse Securities Indonesia (Rp17,03 triliun).
Kemudian Maybank Kim Eng Securities (Rp16,18 triliun), JP Morgan Sekuritas Indonesia (Rp14,394triliun), Macquarie Capital Securities (Rp13,47 triliun), Semesta Indovest Sekuritas (Rp10,65 triliun) dan CLSA Sekuritas Indonesia (Rp10,17 triliun).