Bisnis.com, JAKARTA — Surat Berharga Negara (SBN) Ritel seri SBR010 bakal segera meluncur Juni mendatang. Seri nontradable ini diproyeksi menawarkan imbal hasil yang lebih rendah dibanding pendahulunya, tapi masih bersaing dibandingkan deposito.
Pemerintah menjadwalkan 6 seri SBN Ritel tahun ini terdiri atas 2 Obligasi Negara Ritel (ORI), 2 Sukuk Ritel (SR), 1 Savings Bond Ritel (SBR), dan 1 Sukuk Tabungan (ST). Selain itu ada pula 1 Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS).
Adapun, dua di antaranya telah meluncur di awal tahun yakni seri ORI019 pada 25 Januari 2021 dan seri SR014 pada 26 Februari 2021. Di luar seri-seri tersebut, pemerintah juga telah menawarkan CWLS seri SWR002 mulai April lalu.
Jelang pertengahan tahun ini, tepatnya 21 Juni 2021 mendatang, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pegelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan bakal meluncurkan SBN ritel seri SBR010.
“Sejauh ini masih on schedule,” kata Direktur Surat Utang Negara DJPPR Deni Ridwan ketika dikonfirmasi perihal tanggal rilis SBR010.
Akan tetapi, Deni tidak menginformasikan lebih lanjut mengenai target penawaran masuk maupun besaran kupon yang akan ditawarkan SBN ritel nontradable tersebut.
Baca Juga
Terpisah, Head of Economic Research Pefindo Fikri C. Permana memperkirakan kupon yang akan ditawarkan SBR010 akan lebih rendah dibandingkan kupon SBN Ritel terakhir yang terbit yakni ST014 yang menawarkan imbal hasil 5,47 persen, begitu pula dengan SBR Ritel pendahulunya yakni SBR009 yang menawarkan imbal hasil 6,30 persen.
Akan tetapi, jika dibandingkan dengan imbal hasil dari deposito, Fikri meyakini kupon yang ditawarkan SBR010 akan tetap kompetitif alias masih akan lebih besar.
Mengacu pada Statistik Perbankan OJK per akhir Februari 2021 suku bunga rata-rata bank umum adalah 5,50 persen per tahun. Adapun tingkat bunga penjaminan LPS untuk simpanan rupiah di bank umum adalah 4,35 persen.
“Tetap [SBN Ritel] pasti masih bersaing, deposito kan di kisaran 4 persen, belum ditambah beban pajak rata-rata 20 persen. Sementara SBN kan pajaknya saja cuma 15 persen, dari situ udah ada spread yang lebih,” ujarnya, Rabu (19/5/2021)