Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menyebutkan partisipasi perempuan di pasar keuangan selama pandemi, khususnya melalui pembelian Surat Berharga Negara (SBN) terus meningkat.
Keterangan ini disampaikan Deputi Senior Bank Indonesia Destry Damayanti dalam webinar yang bertema Perempuan Tangguh di Era Digital pada Rabu (28/4/2021). Destry mengutip data Kementerian Keuangan yang menunjukkan kontribusi perempuan pada Obligasi Negara Ritel (ORI) yang terus meningkat.
“Dari sisi investasi, perempuan juga memiliki peranan yang penting. Selama masa pandemi, partisipasi perempuan di pasar keuangan terus meningkat khususnya melalui pembelian Surat Berharga Negara (SBN) Ritel,” kata Destry dikutip pada Jumat (30/4/2021).
Tercatat, pada penjualan ORI 017, sebagian besar yaitu 55,87 persen dari total investor adalah perempuan. Kemudian meningkat kembali menjadi 57,82 persen saat penerbitan ORI 018. Destry melanjutkan, bahkan data terbaru dalam penerbitan Sukuk Ritel SR 014, perempuan juga mendominasi 58,25 persen dari total investor.
Sementara itu, berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per bulan Maret 2021, investor perempuan di pasar modal masih berada di bawah investor laki-laki yang menguasai 61,37 persen pasar. Sedangkan sisanya 38,63 persen perempuan yang berpartisipasi di pasar modal dengan nilai Rp206,15 triliun.
Oleh karena itu pemanfaatan teknologi bagi perempuan masih dapat terus dioptimalkan dan memiliki ruang tumbuh yang besar menurut Destry. Apalagi beberapa studi menunjukkan perempuan berpotensi mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Baca Juga
“Sebagaimana tercermin pada data International Finance Corporation dan USAID yang menyebutkan bahwa 47 persen Indonesia aktif berinternet, tetapi cenderung belum untuk hal-hal yang produktif,” jelas Destry.
Tidak hanya untuk literasi investasi, pemanfaatan digital dapat terus ditingkatkan oleh para pelaku UMKM ungkap Destry. Di mana 53,76 persen dimiliki oleh perempuan serta jumlah karyawan perempuan mencapai 97 persen.
Studi World Bank di tahun 2021 memperkirakan peningkatan partisipasi angkatan kerja perempuan sebanyak 25 persen pada tahun 2025. Angka tersebut mampu meningkatkan output ekonomi senilai US$62 miliar atau setara 2,9 persen PDB Indonesia.