Bisnis.com, JAKARTA — Setelah tertekan kemarin, pada perdagangan hari ini, Selasa (18/5/2021) rupiah berhasil berbalik menguat dan ditutup di zona hijau.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah ditutup di level 14.272 setelah menguat 10 poin atau 0,07 persen dibandingkan posisi kemarin. Adapun sebelumnya pada pagi ini rupiah mengawali hari di level 14.300.
Mata uang Garuda tak sendiri karena hari ini mayoritas mata uang Asia lainnya pun ikut menguat. Dolar Taiwan menguat paling tinggi yakni 0,60 persen, diikuti dolar Singapura yang naik 0,46 persen dan won Korea Selatan yang naik 0,41 persen.
Kemudian berturut-turut rupee India terpantau naik 0,30 persen, yuan China 0,20 persen, baht Tailand 0,16 persen, ringgit Malaysia 0,14 persen, dan peso Filipina naik 0,09 persen.
Di saat bersamaan, indeks dollar AS tengah melemah 0,30 poin atau 0,33 ke level 89,86.
Direktur TFRX Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan indeks dolar cenderung melemah pada hari ini karena investor mulai meyakini The Fed tidak akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.
Baca Juga
Hal ini seiring adanya kekhawatiran atas laju pemulihan global bakal kembali merayap menyusul gejolak kasus virus Covid-19di beberapa bagian Asia. Di sisi lain, investor juga menanti rilis hasil pertemuan The Fed esok hari.
Dari dalam negeri, pemerintah terus menyuarakan bahwa pertumbuhan ekonomi akan tumbuh 7 persen di kuartal II tahun ini. Namun Ibrahim menilai impian tersebut masih bertolak belakang dengan realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal I yang masih resesi.
Meskipun demikian, dia menyebut tak menutup kemungkinan optimisme mimpi besar pemerintah bahwa pertumbuhan ekonomi di kuartal II/2021 akan tumbuh 7 persen akan terealisasi karena banyak sektor yang sudah kembali berjalan mendekati normal.
“Salah satunya Industrial produk sudah mulai bergerak normal kembali, Ritel sudah menggeliat, konsumsi masyarakat sudah lebih baik, BLT terus di kucurkan, dana bantuan UMKM terus disalurkan dan vaksinasi terus di gencarkan, bahkan pemerintah sudah menyuntikan vaksin sebanyak 23 juta dosis,” tutur Ibrahim dalam rilis harian, Selasa (18/5/2021).