Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Jisdor Menguat ke Rp14.431, Rupiah Ditutup Naik

Data yang diterbitkan Bank Indonesia hari ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.431 per dolar AS, naik 36 poin atau 0,25 persen dari posisi Senin (3/5/2021) Rp14.467 per dolar AS.
Karyawati menunjukan Uang Rupiah dan Dollar AS di salah satu kantor cabang Bank BNI di Jakarta, Kamis (3/9/2020).  Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawati menunjukan Uang Rupiah dan Dollar AS di salah satu kantor cabang Bank BNI di Jakarta, Kamis (3/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Kurs rupiah terpantau menguat berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) di hari ini, Selasa (4/5/2021).

Data yang diterbitkan Bank Indonesia hari ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.431 per dolar AS, naik 36 poin atau 0,25 persen dari posisi Senin (3/5/2021) Rp14.467 per dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg pada perdagangan hari ini, rupiah ditutup menguat 20 poin atau 0,14 persen ke level Rp14.430 per dolar AS. Sementara itu indeks dolar AS terpantau juga menguat 0,334 poin atau 0,37 persen menuju 91,2790 pada pukul 15.22 WIB.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan pergerakan rupiah kemarin dipengaruhi oleh prospek pemulihan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2021.

Hal ini didukung dengan lonjakan masyarakat yang memenuhi berbagai pasar mal maupun yang tempat lainnya untuk berbelanja memenuhi kebutuhan untuk Hari Raya Idulfitri, sehingga perputaran uang di kota besar terutama DKI Jakarta terus melonjak dan sesuai dengan target pemerintah.

Konsumsi masyarakat akan didorong oleh aktivitas lebaran yang berpotensi lebih baik dibanding tahun lalu. Peningkatan aktivitas ini tak lepas dari terkendalinya jumlah kasus dan telah berjalannya vaksinasi.

Sementara itu, dari luar negeri, investor cenderung bersikap berhati-hati di tengah pekan yang penuh dengan pertemuan bank sentral dan data ekonomi AS. Mereka tengah mencari petunjuk tentang prospek inflasi global dan tanggapan pembuat kebijakan.

Menteri Keuangan Janet Yellen mengatakan kepada televisi AS bahwa tidak ada dampak inflasi dari rencana pengeluaran pemerintah. Hal ini karena pengeluaran baru untuk keluarga dan infrastruktur akan tersebar selama bertahun-tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper