Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stok AS Melonjak, Harga Minyak Bertahan di Zona Merah

Hingga pukul 18.56 WIB harga minyak WTI untuk kontrak April 2021 di bursa Nymex turun 0,81 persen ke posisi US$64,08 per barel. Pelemahan itu pun terjadi lima hari berturut-turut.
Tempat penyimpanan minyak di Pelabuhan Richmond in Richmond, California/ Bloomberg - David Paul Morris
Tempat penyimpanan minyak di Pelabuhan Richmond in Richmond, California/ Bloomberg - David Paul Morris

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak kembali terperangkap di zona merah dibayangi kekhawatiran pasar terhadap kelebihan pasokan di saat permintaan masih dalam ancaman.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Kamis (18/3/2021) hingga pukul 18.56 WIB harga minyak WTI untuk kontrak April 2021 di bursa Nymex turun 0,81 persen ke posisi US$64,08 per barel. Pelemahan itu pun terjadi lima hari berturut-turut.

Sementara itu, harga minyak Brent untuk kontrak Mei 2021 di bursa ICE terkoreksi 0,69 persen ke posisi US$67,53 persen.

Namun, sepanjang tahun berjalan 2021 kedua harga minyak masih mencatatkan penguatan. Harga minyak masih naik 31,62 persen, sedangkan minyak Brent menguat 29,83 persen.

Tim analis Monex Investindo Futures mengatakan bahwa harga minyak melemah karena terbebani sentimen peningkatan cadangan minyak mentah AS dan kekhawatiran terhadap pemulihan permintaan bahan bakar.

Untuk diketahui, persediaan minyak mentah AS naik 2,4 juta barel menjadi 500 juta barel pada pekan lalu. Level itu pun menjadi yang tertinggi sejak Desember 2020.

Adapun, lonjakan persediaan itu menyusul pemadaman yang berkepanjangan di kilang-kilang AS setelah fenomena February Freeze, atau cuaca dingin yang buruk di sebagian wilayah AS pada Februari lalu.

Lonjakan persediaan juga disebabkan oleh pemulihan produksi minyak serpih yang lebih cepat daripada perkiraan pasar.

“Aksi jual harga minyak berpeluang berlanjut, membidik support US$63,7 per barel di tengah outlook kekhawatiran terhadap permintaan bahan bakar,” tulis Monex Investindo Futures dikutip dari risetnya, Kamis (18/3/2021).

Namun, jika harga minyak berhasil membalikkan keadaan dan naik hingga menembus level US$64,5 per barel, harga minyak berpotensi mengejar level resisten US$64,7 per barel. 

Secara terpisah, ekonom Oversea Chinese Banking Corp Howie Lee mengatakan bahwa harga minyak diprediksi bergerak dalam dalam kisaran tipis untuk saat ini dan kenaikan stok minyak mentah AS telah memperburuk sentimen harga untuk jangka pendek.

“Namun, mengingat kecepatan vaksinasi di tingkat global saat ini cukup baik sehingga memperkuat pemulihan ekonomi, kami tetap bullish di komoditas energi,” ujar Lee dikutip dari Bloomberg, Kamis (18/3/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper