Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

International Energy Agency: Permintaan Minyak Mentah Kembali Normal pada 2026

Lembaga yang berkantor pusat di Perancis ini memprediksi permintaan minyak pada 2026 akan mencapai 104,1 juta barel per hari, naik 4,4 juta barel per hari dari level 2019.
Rangkaian kereta pengangkut minyak mentah, bahan bakar, dan gas cair dalam posisi miring di stasiun kereta Yanichkino, menuju ke kilang Gazprom Neft PJSC Moscow di Moskow, Rusia/Bloomberg-Andrei Rudakov
Rangkaian kereta pengangkut minyak mentah, bahan bakar, dan gas cair dalam posisi miring di stasiun kereta Yanichkino, menuju ke kilang Gazprom Neft PJSC Moscow di Moskow, Rusia/Bloomberg-Andrei Rudakov

Bisnis.com, JAKARTA – Permintaan minyak mentah diprediksi tidak akan pulih dengan cepat ke level normal, seperti sebelum pandemi Covid-19. Ketidakpastian tinggi masih menguji pertumbuhan industri emas hitam ini.

Mengutip laporan terbaru International Energy Agency (IEA) bertajuk Oil 2021 yang dipublikasikan pada 17 Maret 2021, ekonomi global dan pasar minyak dunia sesungguhnya dalam proses bangkit dari jatuhnya permintaan bersejarah yang disebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Namun, pandemi telah memaksa perubahan cepat terhadap sejumlah perilaku baru (new normal), seperti model baru bekerja dari rumah hingga pemangkasan perjalanan udara untuk bisnis dan rekreasi.

Pada saat yang sama, semakin banyak pemerintah berfokus pada potensi pemulihan berkelanjutan sebagai cara untuk mempercepat momentum menuju masa depan rendah karbon atau penetrasi energi bersih.

Dengan demikian, prospek permintaan minyak telah bergeser ke teritori lebih rendah. IEA melihat konsumsi minyak dunia baru akan melebihi level 2019, tahun sebelum pandemi Covid-19, terjadi pada 2026.

Lembaga yang berkantor pusat di Perancis ini memprediksi permintaan minyak pada 2026 akan mencapai 104,1 juta barel per hari, naik 4,4 juta barel per hari dari level 2019.

Direktur Eksekutif International Energy Agency Dr. Fatih Birol mengatakan bahwa untuk mencapai transisi teratur dari minyak menuju energi bersih untuk memenuhi tujuan iklim membutuhkan waktu yang cukup lama.

Setidaknya diperlukan kebijakan besar dari pemerintah dan perubahan perilaku yang dipercepat. Perilaku itu antara lain seperti meningkatkan standar efisiensi bahan bakar, meningkatkan penjualan kendaraan listrik, peningkatan kerja jarak jauh, dan pengurangan perjalanan bisnis.

Menurut dia, tanpa kebijakan dan perubahan perilaku, permintaan minyak global mungkin akan naik setiap tahun mulai tahun ini hingga 2026.

“Namun, jika tindakan tersebut dilakukan dapat mengurangi penggunaan minyak sebanyak 5,6 juta barel per hari pada 2026, yang berarti bahwa permintaan minyak global tidak akan pernah kembali ke kondisi sebelum pandemi,” ujar Dr. Birol seperti dikutip dari laporan Oil 2021, Kamis (18/3/2021).

Adapun, Asia masih akan mendominasi pertumbuhan permintaan minyak global, yaitu menyumbang 90 persen dari peningkatan antara 2019 dan 2026.

Sebaliknya, permintaan di banyak negara maju, di mana kepemilikan kendaraan dan penggunaan oli per kapita jauh lebih tinggi, diperkirakan tidak akan kembali ke tingkat sebelum krisis pandemi.

Kendati demikian, IEA merevisi naik tipis permintaan minyak pada 2021 menjadi 96,49 juta barel per hari dari prediksi pada laporan sebelumnya sebesar 96,44 juta barel per hari.

Permintaan minyak untuk kuartal I/2021 diprediksi naik daripada ekspektasi didukung cuaca dingin.

Dari sisi penawaran, ketidakpastian yang meningkat atas prospek permintaan telah menciptakan dilema bagi produsen. Perusahaan penghasil minyak semakin enggan untuk membangun kapasitas baru.

Jika hal ini menyebabkan kekurangan investasi di industri minyak, hal ini juga dapat menjadi implikasi geopolitik dan meningkatkan risiko kekurangan pasokan di kemudian hari.

Kapasitas produksi minyak dunia diproyeksikan meningkat sebesar 5 juta barel per hari pada 2026.

Pada saat yang sama, penurunan permintaan yang bersejarah telah menghasilkan bantalan kapasitas produksi cadangan sebesar 9 juta barel per hari yang dapat dipertahankan sehingga membuat pasar global cukup nyaman dalam waktu dekat.

 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper