Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini, Selasa 23 Februari 2021

Pergerakan nilai rupiah salah satunya dipengaruhi oleh terhambatnya pemulihan ekonomi di Indonesia akibat banjir yang terjadi pada kawasan Jabodetabek pekan lalu.
Karyawan menghitung dolar AS di Jakarta, Rabu (18/11/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menghitung dolar AS di Jakarta, Rabu (18/11/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA — Tekanan terhadap rupiah diprediksi masih akan terjadi di tengah kondisi data eksternal dan internal yang kurang mendukung. Hal itu mengakibatkan arus modal asing kembali keluar dari pasar finansial dalam negeri.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam laporannya menyebutkan, pergerakan nilai rupiah salah satunya dipengaruhi oleh terhambatnya pemulihan ekonomi di Indonesia akibat banjir yang terjadi pada kawasan Jabodetabek pekan lalu.

Selain kerugian ekonomi dan terhambatnya aktivitas masyarakat, banjir juga berpotensi menimbulkan penyakit lain serta peningkatan risiko penularan virus corona di berbagai tenda pengungsian.

Sementara itu, jumlah kasus Covid-19 dalam waktu 2 pekan turun lebih dari 30 persen. Namun, hal ini lebih diakibatkan oleh penurunan jumlah tes yang dilakukan. Tingkat kasus positif Covid-19 di dalam negeri juga masih berada di atas 25 persen, jauh dari ambang batas aman versi WHO yang dipatok di 5 persen.

Selain itu, kelanjutan vaksinasi juga berjalan dengan lambat. Setelah 1 bulan berlangsung, jumlah dosis vaksin yang telah disuntikkan ke masyarakat baru 1 juta. Padahal, angka tersebut adalah target harian pemerintah jika ingin mencapai herd immunity dalam kurun waktu satu tahun.

Sementara itu, dari luar negeri, nilai dolar juga terus menguat seiring dengan naiknya imbal hasil (yield) US Treasury atau obligasi AS karena rilis data penjualan ritel yang kuat.

“Dengan kondisi data eksternal dan internal yang kurang mendukung, mengakibatkan arus modal asing kembali keluar dari pasar finansial dalam negeri, sehingga wajar kalau nilai rupiah kembali melemah,” jelasnya.

Untuk perdagangan hari ini, Selasa (23/2/2021), Ibrahim memprediksi rupiah akan dibuka berfluktuasi dan ditutup kembali melemah di rentang Rp14.110—Rp14.160 per dolar AS.

Pada perdagangan kemarin, nilai tukar rupiah kembali ditutup melemah semakin terhambatnya prospek pemulihan ekonomi Indonesia karena banjir. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 52 poin atau 0,37 persen menjadi Rp14.117 per dolar AS. Di sisi lain, indeks dolar AS naik 0,14 persen menuju 90,487.

Simak pergerakan mata uang rupiah hari ini secara live.

15:08 WIB
Pukul 15.00 WIB, rupiah naik 25 poin

Pukul 15.00 WIB, rupiah naik 25 poin atau 0,18 persen menjadi Rp14.092 per dolar AS.

Indeks dolar AS koreksi 0,03 persen menuju 89,98.

13:50 WIB
Rupiah naik 8 poin

Pukul 13.35 WIB, rupiah naik 8 poin atau 0,06 persen menuju Rp14.109 per dolar AS.

Indeks dolar AS naik 0,02 persen ke level 90,028.

11:35 WIB
Rupiah masih naik 7 poin

Pukul 11.30 WIB, rupiah naik 7,5 poin atau 0,05 persen menjadi Rp14.110 per dolar AS.

Indeks dolar AS naik 0,01 persen ke level 90,021.

10:47 WIB
Dolar AS mulai rebound

Pukul 10.35 WIB, mata uang Garuda terapresiasi 0,01 persen atau 2 poin menjadi Rp14.115 per dolar AS.

Indeks dolar AS naik 0,01 persen menuju 90,015.

09:34 WIB
Rupiah meningkat saat dolar AS lesu

Pukul 09.29 WIB, rupiah naik 5,5 poin atau 0,04 persen menjadi Rp14.112 per dolar AS.

Indeks dolar AS naik 0,04 persen menuju 89,975.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper