Bisnis.com, JAKARTA - Emiten rumah sakit (RS) diproyeksi masih punya ruang untuk meningkatkan pertumbuhan kinerja dalam jangka panjang. Peningkatan kebutuhan pelayanan kesehatan hingga program vaksinasi akan mendorong pendapatan perseroan.
Dengan datangnya vaksin secara bertahap seperti Sinovac China, Novavax AS, dan AstraZeneca, 40 juta orang akan mendapatkan vaksinasi pada gelombang pertama atau periode Januari-April 2021. Oleh karena itu diproyeksikan jumlah tes PCR akan mencapai puncaknya pada Juni 2021.
Kendati dibayangi sentimen tersebut, sejauh ini tidak seluruh emiten rumah sakit mencatatkan kinerja saham yang positif.
Pada peride satu tahun berjalan atau year to date (ytd) hingga Selasa (16/2/2021), kinerja saham rumah PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL) masih tercatat positif denga pertumbuhan harga saham sebesar 13,31 persen (ytd). Meskipun pada perdagangan Senin (16/2/2021) mengalami koreksi sebesar 2,44 persen di level Rp4.000.
PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. (MIKA) mencatatkan peningkatan harga saham sebesar 9,52 persen secara ytd, meskipun kemarin juga terkoreksi 1,64 persen di level Rp2.990. PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk. (SAME) mencatatkan peningkatan saham hingga 41,1 persen (ytd).
Sementara PT Sejahteraraya Anugerahjaya Tbk. (SRAJ) mencatatkan kinerja saham negatif dengan anjloknya harga saham hingga 21,08 persen (ytd).
Menyusul SRAJ, emiten PT Siloam International Hospital Tbk. mengalami penurunan harga saham hingga 5,45 persen (ytd).
Baca Juga
Kode Saham | Harga 2020 | Harga Selasa (16/2/2021) | Kinerja Ytd (Persen) |
HEAL | 3.530 | 4.000 | 13,31 |
MIKA | 2.730 | 2.990 | 9,52 |
PRIM | 232 | 210 | -9,48 |
SILO | 5.500 | 5.200 | -5,45 |
SAME | 292 | 412 | 41,1 |
SRAJ | 204 | 161 | -21,08 |
CARE | 322 | 304 | -5,59 |
Berdasarkan riset dari Mirae Asset Sekuritas saham-saham emiten rumah sakit masih pada posisi overweight, sehingga mendapat rekomendasi beli. Emiten rumah sakit masih akan mendapatkan keuntungan dari penanganan Covid-19 pada 2021
"Seperti yang telah kami sebutkan dalam prospek sektor semester I/2021 kami, rumah sakit masih akan mendapatkan keuntungan dari penanganan Covid-19 pada 2021," ungkap Analis Mirae Asset Sekuritas Joshua Michael dalam risetnya dikutip Selasa (16/2/2021).
Lebih lanjut, tanpa adanya peraturan penanganan Covid-19 yang tidak menguntungkan dari pemerintah, pendapatan rumah sakit per hari rawat inap akan terus lebih tinggi dari normal pada 2021.
"Kami memiliki rekomendasi trading buy di MIKA dengan target price (TP) Rp3.150 dan Buy call terhadap HEAL dengan TP Rp4.800," imbuhnya.
Menurutnya, baik MIKA maupun HEAL telah meningkatkan alokasi rawat inap untuk pasien Covid-19. MIKA telah meningkatkan alokasi tempat tidur rawat inap Covid-19 menjadi 1.181 pada Januari 2021.
Sementara HEAL juga telah meningkatkan alokasi tempat tidur rawat inap Covid-19 hingga 1.700 pada Januari atau meningkat 35 persen dari total rawat inap.
"Kami yakin ini akan menghasilkan hasil akhir kuartal I/2021 yang lebih baik dari perkiraan untuk MIKA dan HEAL,"katanya.
Analis RHB Sekuritas Vanessa Karmajaya menilai kinerja miten rumah sakit terbilang masih positif. Secara jangka panjang, RS masih cukup prospektif untuk meningkatkan kinerja mereka.
"Kita lihat dengan banyaknya pasien Covid-19, hal ini memberikan dampak positif terhadap volume pasien dan juga profitabilitas," kata Vanessa saat dihubungi Bisnis.
Adapun proyeksi positif tersebut karena jumlah rumah sakit di Indonesia masih sangat kurang. Berdasarkan data pemerintah itu untuk rata-rata nasional, setiap 1.000 penduduk hanya ada 1 tempat tidur sementara anjuran Badan Kesehatan Dunia (WHO) minimal 1.000 penduduk terdapat 5 tempat tidur untuk rawat inap.
Sementara untuk rekomendasi saham, pihaknya masih menjagokan emiten HEAL dengan TP di level Rp5.300.
Analis Panin Sekuritas Rendy Wijaya berujar bahwa emiten RS masih memiliki faktor penunjang dari pemulihan volume pasien baik rawat inap maupun rawat jalan karena mobilitas masyarakat yang mulai membaik.
"Dari faktor penunjang kinerja pada 2021 kami melihat masih ada ruang peningkatan kinerja didorong oleh pemulihan volume pasien baik rawat inap maupun rawat jalan karena saat ini pun mobilitas masyarakat telah membaik dibandingkan posisi di kuartal II/2020," katanya.
Selain itu, tingginya kasus positif Covid-19 juga turut menyebabkan kenaikan pendapatan rata-rata per pasien baik rawat inap maupun rawat jalan. Selama kasus positif masih tinggi, Rendy melihat tren kenaikan pendapatan rata-rata per pasien masih memiliki ruang pertumbuhan kedepan.
Program vaksinasi juga sudah mulai berjalan dan rumah sakit swasta juga turut dilibatkan. Sejalan dengan hal ini, dia melihat keterlibatan rumah sakit swasta juga akan berdampak positif bagi kinerja kedepan.
Untuk emiten MIKA dari sisi fundamental terlihat masih cukup solid, dengan posisi neraca juga masih net cash, dan belanja modal yang nilainya juga tidak terlalu besar berkisar Rp350 miliar.
"Kami melihat tidak ada masalah untuk eksekusinya karena pendanaannya tentu akan cukup dari kas internal perusahaan," imbuhnya.