Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Melemah Tipis Awal Perdagangan, Masih di Bawah Rp14.000

Pada pukul 09.05 WIB nilai tukar rupiah terpantau terkoreksi tipis 5 poin atau 0,04 persen menjadi Rp13.987 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS naik 0,09 persen menjadi 90,453.
Uang rupiah./Bloomberg-Brent Lewin
Uang rupiah./Bloomberg-Brent Lewin

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terpantau melemah pada awal perdagangan hari Kamis (11/2/2021) seiring dengan penguatan dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 09.05 WIB nilai tukar rupiah terpantau terkoreksi tipis 5 poin atau 0,04 persen menjadi Rp13.987 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS naik 0,09 persen menjadi 90,453.

Sebelumnya, analis memprediksi nilai tukar rupiah berpeluang melanjutkan kenaikan terbatas menyusul respon positif terhadap kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro dan menjelang Libur Imlek 2021.

"Tren penguatan rupiah masih akan berlanjut. Meski demikian nilai rupiah hanya akan menguat tipis di kisaran Rp13.950-Rp13.990 per dolar AS," papar Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam laporannya.

Ibrahim menjelaskan pergerakan rupiah dipengaruhi oleh kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala mikro yang diterapkan pemerintah pekan ini akan berdampak positif untuk pertumbuhan ekonomi. Salah satu yang akan terangkat adalah meningkatkan penjualan ritel yang sempat tertekan pada masa pemberlakuan PPKM sebelumnya.

Selain itu, jumlah kasus baru Covid-19 di Indonesia mengalami perlambatan. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, jumlah pasien positif corona per 9 Februari 2021 adalah 1.174.779 orang. Bertambah 8.700 orang atau 0,75 persen dari hari sebelumnya.

Dalam 14 hari terakhir, rata-rata penambahan pasien baru adalah 11.602 orang per hari, turun dibandingkan rata-rata 2 minggu sebelumnya yakni 11.828 orang per hari.

Meski demikian penyebaran virus corona masih mungkin mengalami kenaikan, apalagi dengan libur panjang perayaan Tahun Baru Imlek.

“Selepas libur panjang biasanya ada kenaikan kasus baru mencapai 30 persen-40 persen. Jika aktivitas dan mobilitas warga meningkat saat libur panjang pekan ini, maka bukan tidak mungkin jumlah pasien baru bakal bertambah signifikan,” jelasnya.

Sementara itu, dari luar negeri, penguatan rupiah juga ditopang oleh pelemahan nilai dolar AS. Nilai Dolar AS saat ini diperdagangkan mendekati posisi terendah dua minggu karena permintaan untuk aset yang lebih aman surut pada hari Rabu.

“Pelaku pasar melihat pemulihan ekonomi dari pandemi COVID-19 tahun ini akan bagus, yang didorong oleh stimulus fiskal dan moneter besar-besaran,” lanjutnya.

Selain itu, Presiden AS, Joe Biden, juga akan mempercepat penggelontoran paket stimulus fiskal senilai US$1,9 triliun. Hal ini sekaligus menyatakan sikap AS yang tidak mengkhawatirkan terjadinya kelesuan ekonomi karena gelontoran stimulus tersebut.

Biden telah menyetujui rencana dari anggota-anggota DPR AS di Partai Demokrat untuk mempercepat pemberian bantuan tunai kepada masyarakat sebesar US$1.400. DPR AS berencana melakukan voting pada 22 Februari 2021 mendatang untuk mengesahkan rencana ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper