Bisnis, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat kenaikan 4,94 persen persen dalam sepekan terakhir. Indeks tetap cemerlang kendati data pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2020 jeblok.
Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (5/2/2020) IHSG ditutup di level 6.151,73 atau naik 0,73 persen. Adapun kenaikan mingguan pada pekan ini merupakan yang tertinggi sejak Maret 2020.
Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan bahwa pasar mengapresiasi komitmen pemerintah dalam melaksanakan program stimulus dari Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) sehingga indeks mendapatkan kekuatan untuk bertahan di zona hijau.
“Market mengapresiasi peran pemerintah dalam rangka menjaga stabilitas fundamental makroekonomi domestik yang inklusif dan berkesinambungan,” ujar Nafan saat dihubungi Bisnis, Jumat (5/2/2020).
Padahal, Indonesia resmi mengalami resesi untuk kali pertama dalam lebih dari 20tahun. Badan Pusat Statistik melaporkan produk domestik bruto (PDB) RI pada kuartal IV/2020 -2,19 persen (year on year/ yoy). Sepanjang 2020 secara kumulatif, PDB Indonesia mengalami kontraksi -2,17 persen.
Dengan demikian perekonomian Indonesia berada dalam fase resesi karena PDB mengalami kontraksi tiga kuartal berturut-turut. Meski demikian, Nafan mengungkapkan pasar tampak mengapresiasi PDB Indonesia yang lebih baik daripada konsensus pasar sebesar -2,3 persen.
Baca Juga
Selain itu, pasar juga mencermati peningkatan cadangan devisa RI per Januari 2021 sebesar US$138 miliar. Hal ini meningkat dibandingkan dengan posisi US$135,9 miliar pada Desember 2020.
Equity Analyst Indo Premier Sekuritas Mino mengatakan tren bearish yang mendera bursa beberapa waktu belakangan juga telah lewat. Ke depan pergerakan IHSG akan lebih dipengaruhi oleh laporan keuangan emiten dan sentimen perkembangan vaksinasi nasional. “Semakin cepat sentimen nya semakin positif,” ujarnya.