Bisnis.com, JAKARTA - Emiten perunggasan teranyar PT Widodo Makmur Unggas Tbk. (WMUU) berencana jor-joran ekspansi dengan menganggarkan belanja modal sebesar Rp1,5 triliun. Dana tersebut didapat dari hasil penawaran umum perdana sekaligus penerbitan obligasi korporasi pada akhir tahun.
Direktur Utama WMU, Ali Mas’adi menuturkan perseroan kelolaannya berencana menerbitkan instrumen surat utang atau obligasi korporasi di akhir tahun ini, untuk mendukung upaya Perseroan melebarkan sayap bisnis.
Pada 2021, perseroan mengalokasikan dana investasi sebesar Rp1,5 triliun dari sebelumnya Rp1,9 triliun. Alokasi penggunaan dana investasi untuk menambah kapasitas produksi ayam broiler sebanyak 6,4 juta broiler melalui dua tahap.
"IPO bukan satu-satunya aksi korporasi yang dilakukan oleh Widodo Makmur Unggas. Ke depannya, perseroan akan terus bertumbuh dan sesuai rencana di 2021 dengan menaikkan kapasitas Rumah Potong Hewan Unggas menjadi berkapasitas 25.500 ekor per jam," ujarnya, Selasa (2/2/2021).
Di tengah pandemi Covid-19, Emiten bersandi WMUU ini tetap optimis dapat melanjutkan torehan kinerja positif. Perseroan memproyeksikan penjualan meroket naik 436 persen dan laba bersih 259 persen dari tahun lalu.
WMUU pun fokus pada pengembangan bisnis produksi karkas, apalagi di sepanjang semester pertama 2020 produksi karkas tumbuh 22 persen menjadi 16.000 ton.
Baca Juga
"Konsumen kami tersebar di seluruh Indonesia dan kebutuhan protein daging ayam nasional terus meningkat. Jadi, kami yakin penjualan tahun ini tumbuh tajam," terangnya.
WMUU melakukan Penawaran Umum Perdana Saham sebanyak 1.941.176.500 saham biasa atas nama atau 1,94 miliar lembar saham. Dengan nilai nominal Rp50 setiap saham yang mewakili sebesar 15 persen dana modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah IPO.
Keseluruhan saham tersebut ditawarkan kepada masyarakat dengan harga penawaran Rp180 setiap saham, yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan FPPS. Jumlah Penawaran Umum Perdana Saham adalah sebesar Rp349.411.770 000 atau Rp349,4 miliar.
Adapun, setelah IPO nantinya pemegang saham akan terdiri atas PT Widodo Makmur Perkasa 76,5 persen, Warsini memegang 4,25 persen, Wahyu Andi Susilo memegang 4,25 persen, dan publik sebesar 15 persen.
Selain itu, dari total saham yang dilepas ke publik, sebanyak 1,11 persen atau setara 145,58 miliar saham akan ditawarkan kepada karyawannya atau melakukan program employee stock allocation (ESA).
Di luar saham yang ditawarkan ke publik, direksi pun mendapat bagian melalui Management and Employee Stock Option Program (MSOP) sebesar 1 persen atau setara 130,71 miliar lembar saham.