Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laris Manis Diburu Investor, Saham Widodo Makmur (WMUU) Melejit  

Saham PT PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU) melonjak hingga 25,56 persen ke level 226 pada awal perdagangan hari ini, Selasa (2/2/2021).
Widodo Makmur Unggas punya visi menjadi perseroan terbesar di asia tenggara dalam penyediaan produk pangan berbasis protein hewani dengan prinsip, tumbuh dan sukses bersama. /Widodo Makmur Unggas
Widodo Makmur Unggas punya visi menjadi perseroan terbesar di asia tenggara dalam penyediaan produk pangan berbasis protein hewani dengan prinsip, tumbuh dan sukses bersama. /Widodo Makmur Unggas

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten perunggasan PT Widodo Makmur Unggas Tbk. (WMUU) resmi mencatatkan diri di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Selasa (2/2/2021).

Sahamnya pun langsung melesat pada pembukaan perdagangan hingga 25,56 persen ke level 226 dari harga penawaran perdana di level 180. Widodo Makmur Unggas ini menjadi perusahaan yang tercatat keenam pada 2021 dengan kode saham WMUU.

“Langkah ini menjadi pintu gerbang menuju pasar yang lebih dinamis. Kendati kondisi pasar saham masih menantang di tengah pandemi Covid-19,” kata Direktur Utama WMU, Ali Mas’adi, Selasa (2/2/2021).

Ketika Penawaran Umum Perdana atau Initial Public Offering (IPO), WMU menetapkan harga saham IPO di angka Rp180 per lembar saham. Proporsi investor yang menyerap yakni investor institusi 69,5 persen dan ritel 30,5 persen.

Seiring dengan market yang didominasi oleh pemain ritel, saat ini diperlukan alokasi ritel yang mencukupi dan juga untuk menjaga likuiditas di pasar sekunder (secondary market).

Saham WMU mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed sebanyak 4 kali selama masa penawaran umum. Bertindak sebagai Joint Lead Underwriters (JLU) yakni PT CIMB Niaga Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas, dan PT Samuel Sekuritas Indonesia.

WMU juga berupaya menjaga minat investor di pasar sekunder menjadi lebih baik, dengan menurunkan total saham yang dilepas ke publik atau free float dari 35 persen menjadi 15 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

Emiten yang bergerak di sektor perunggasan (poultry) ini, berencana menerbitkan instrumen surat utang atau obligasi korporasi di akhir tahun ini, untuk mendukung upaya Perseroan melebarkan sayap bisnis. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper