Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kekuatan Investor Ritel AS Bikin Hedge Fund Babak Belur

Kerugian raksasa manajer investasi di Wall Street itu terjadi setelah investor ritel ramai-ramai membeli saham GameStop Corp. yang membuat harga terdongkrak. Di sisi lain, para hedge fund besar justru banyak memasang posisi short untuk GameStop Corp.
Peritel video game, GameStop/Bloomberg
Peritel video game, GameStop/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Dua perusahaan lindung nilai (hedge fund) yang digawangi oleh pebisnis kawakan Steve Cohen dan Dan Sundheim dibuat rugi oleh gabungan kekuatan investor ritel di Bursa Wall Street.

Perusahaan manajemen investasi milik Cohen yaitu Point72 Asset Management mengalami kerugian hingga 10 persen—15 persen bulan ini. Selanjutnya D1 Capital Partners yang dimiliki Sundheim boncos hampir 20 persen.

Melvin Capital milik Gabe Plotkin yang datang membantu Cohen ikut mencatatkan penurunan investasi hingga 30 persen pada akhir pekan lalu.

Kerugian raksasa manajer investasi di Wall Street itu terjadi setelah investor ritel ramai-ramai membeli saham GameStop Corp. yang membuat harga terdongkrak. Di sisi lain, para hedge fund besar justru banyak memasang posisi short untuk GameStop Corp.

Adapun, posisi short atau short selling dalam investasi merupakan transaksi beli kosong ketika investor meminjam dana untuk menjual saham saat harga tinggi dengan niat membeli saham yang sama pada saat harga turun.

Perbedaan nilai jual dan nilai beli tersebut menjadi keuntungan (capital gain) dalam investasi tersebut.

Untuk melakukan short selling, investor dengan perhitungan tertentu meyakini bahwa harga saham yang akan di-short bakal pasti mengalami koreksi harga di masa depan.

Apabila harga saham justru naik, investor akan mengalami kerugian karena harus mengeluarkan dana yang lebih besar untuk membelinya (capital loss).

Penurunan signifikan investasi perusahaan hedge fund di AS ini menjadi citra buruk setelah perusahaan lindung nilai melaporkan cuan besar saat pandemi Covid-19 melanda pada 2020.

Adapun, keuntungan investasi para hedge fund ini juga yang sebenarnya mendorong selera jutaan investor ritel untuk masuk ke pasar saham AS. Kekuatan investor ritel itu kini dinilai para profesional sulit untuk dikalahkan.

Bloomberg menunjukkan tak hanya nama besar yang berjatuhan. Candlestick Capital yang mengelola dana US$2,8 miliar mengalami penurunan nilai 10 persen — 15 persen pada Januari karena posisi short-nya.

Sedangkan Maplelane Capital yang mengelola US$3,5 miliar anjlok 33 persen - 45 persen pada pekan lalu karena memasang posisi short untuk saham GameStop. Sebelumnya, Maplelane selalu dapat memberikan keuntungan investasi bagi nasabahnya atau naik 30 persen per tahun dan belum pernah merugi.

“Maplelane dalam pembicaraan dengan investor eksisting dan calon investor untuk menaikkan nilai investasi,” kata seorang sumber yang mengerti jalannya diskusi, dikutip Bloomberg pada Minggu (30/1/2021).

TIM PENYERANG
Adapun, yang menyerang raksasa hedge fund di Wall Street itu adalah kumpulan investor ritel yang menggunakan aplikasi wallstreetbets dari Reddit. Di dalam aplikasi itu, para investor ritel mengetahu informasi saham mana saja yang dipasangkan posisi short oleh perusahaan hedge fund.

Salah satu saham yang terkenal adalah perusahaan peritel GameStop. Tenaga investor ritel pun melambungkan saham tersebut 1.700 persen bulan ini.

Selain GameStop, investor ritel itu juga mengincar AMC Entertainment Hodlings Inc. dan Bed Bath & Beyond Inc.

Serangan itu pun langsung menggoyang industri hedge fund di Negeri Paman Sam. Produk dari grup Goldman Sachs yaitu Goldman Sachs Hedge Industry VIP ETF sebagai tolok ukur saham-saham yang dikoleksi oleh hedge fund tumbang 4,3 persen pada Rabu (27/1/2021). Pelemahan itu menjadi yang terdalam sejak September 2020.

Kesulitan yang mendera perusahaan hedge fund ini juga menjadi kontributor utama penakan indeks S&P500 pada akhir pekan lalu yang turun 2,6 persen. Penurunan itu menjadi yang terdalam sejak Oktober 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Hafiyyan
Sumber : Bloomberg.com
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper