Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melanjutkan tren pelemahan pada pekan depan setelah mengalami koreksi pada perdagangan hari ini sebesar 0,85 persen ke level 6.373,41.
Pada perdagangan Jumat (15 Januari 2021) sebanyak 169 saham menguat, 321 saham melemah, dan 141 saham stagnan dibandingkan dengan posisi kemarin.
Hampir seluruh sektor terkoreksi kecuali properti yang menguat 1,01 persen. Investor asing masih mencatatkan net buy tipis sebesar Rp86,77 miliar dengan sasaran utama aksi beli terhadap saham-saham big caps.
Jika dibandingkan dengan Jumat pekan lalu, indeks masih tumbuh 1,85 persen dari level sebelumnya 6.257,83. Secara year to date (YTD) indeks masih tumbuh 2,61 persen.
Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani menuturkan tekanan IHSG selama dua hari terakhir merupakan dampak dari overbought dan sudah waktunya bagi investor melakukan profit taking.
Dia juga memprediksi aksi ambil untung para investor ini akan berlanjut pada Senin, 18 Januari 2021 sehingga kecenderungan indeks berada di zona merah cukup tinggi.
Baca Juga
"Kali ini terjadi aksi profit taking, sehingga terjadi koreksi. Pada pekan depan ada potensi IHSG terkoreksi untuk profit taking lanjutan," jelasnya kepada Bisnis, Jumat (15/1/2021).
Pekan depan, Gani memproyeksikan indeks akan terkoreksi cukup kuat dengan support di level 6.169--6.187 sementara resistance di level 6.450--6.470. Penurunan indeks ini terangnya, dapat dimanfaatkan dengan membeli sejumlah saham dalam kondisi terrendahnya.
Dia merekomendasikan PT Astra International Tbk. (ASII) buy on weakness di level 6.250--6.300 dengan target price di level 7.000. Selain itu, rekomendasi berikutnya yakni PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) buy on weakness 2.400--2.480 dengan target price 2.750.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG sempat dibuka menguat ke level 6.447,98. Namun, tekanan muncul selepas satu jam perdagangan dibuka, indeks terseret ke zona merah dan sempat anjlok 1,1 persen di sesi kedua.