Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Reksa Dana Saham Global Syariah Masih Bagus, Ini Sebabnya

Propek positif ini salah satunya didukung oleh perkembangan pasar global dan saham-saham perusahaan teknologi yang menjadi portofolio reksa dana jenis ini.
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis,com, JAKARTA – Manulife Aset Manajemen Indonesia memandang prospek pertumbuhan reksa dana saham global syariah secara positif. Pemulihan ekonomi global dan minat investor yang terjaga menjadi sejumlah faktor penopang.

Senior Portfolio Manager – Equity Manulife Aset Manajemen Indonesia Samuel Kesuma mengatakan, outlook reksa dana saham global syariah masih cukup baik. Propek positif ini salah satunya didukung oleh perkembangan pasar global dan saham-saham perusahaan teknologi yang menjadi portofolio reksa dana jenis ini.

Samuel menjelaskan, meskipun lonjakan pertumbuhan sektor terknologi sulit terulang tahun ini, namun valuasi saham yang sudah cukup tinggi akan mendatangkan return optimal bagi para investor.

Ia melanjutkan, melalui produknya, Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS, pihaknya meracik portofolio reksa dana ini sesuai dengan sektor-sektor saham andalan di Asia Pasifik.

Beberapa sektor yang menjadi pilihan Manulife dalam meracik reksa dana ini adalah e-commerce di China, saham teknologi di Taiwan, saham perusahaan tambang di Australia, dan perusahaan penghasil baterai kendaraan listrik di Korea Selatan.

Selain itu, pemulihan perekonomian pada 2021 dan valuasi saham yang masih relatif murah dibandingkan dengan negara maju dan kelas aset lainnya berpotensi mendorong kinerja pasar saham Asia ke depannya.

“Minatnya juga masih cukup positif pada tahun ini, utamanya karena menawarkan diversifikasi investasi yang berpotensi mendatangkan keuntungan optimal,” jelasnya dalam Market Review 2020 and Outlook 2021 secara daring pada Kamis (14/1/2021).

Lebih lanjut, Samuel mengatakan, negara-negara yang menjadi pilihan Manulife dalam portofolio investasi reksa dana saham global syariah juga amat terkait dengan pemulihan ekonomi global. Perbaikan kondisi ekonomi global secara langsung akan mendorong sektor-sektor terkait di masing-masing negara.

“Negara yang kami pilih adalah market yang memiliki leverage langsung ke perekonomian global,” tambahnya.

Meski demikian, Samuel tidak memungkiri prospek pemulihan ekonomi juga berpotensi menurunkan return jenis reksa dana ini. Hal tersebut karena seiring dengan kegiatan perekonomian yang kembali normal, sebagian dana akan kembali ke sektor-sektor ekonomi lama seperti agrikultur dan manufaktur.

Terkait hal tersebut, Samuel mengatakan pihaknya terus memperhatikan perkembangan kondisi pasar dan sektor saham potensial di dunia. Hal tersebut dilakukan agar Manulife dapat melakukan rebalancing portofolio jenis ini dengan cepat dan tetap mendatangkan keuntungan yang besar.

“Kendala-kendala ini masih bisa kami atasi dengan sector selection yang tepat. Masing-masing negara memiliki profil investasi yang berbeda, jadi kami harus cermat dalam memilih,” ujarnya.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga 30 Desember 2020, dana penyertaan pada reksa dana saham global syariah Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS adalah sebesar Rp4,58 triliun dengan unit penyertaan sebanyak 216,57 juta.

Secara terpisah, Direktur Sales Mandiri Manajemen Investasi Endang Astharanthi mengatakan, prospek reksa dana saham global syariah dalam jangka pendek masih cukup menantang. Hal ini utamanya terkait dengan tren pelemahan nilai dolar AS dan pada sektor berbasis teknologi.

Kendati demikian,  dalam jangka panjang pihaknya masih melihat potensi pertumbuhan yang cukup optimal. Pasalnya, performa perusahaan-perusahaan dalam portofolio reksa dana Mandiri cukup baik di tengah tren pergeseran perilaku konsumen.

Adapun, Mandiri Manajemen Investasi juga telah merancang strategi khusus untuk produk global offshorenya dengan tema disrupsi global. 

Ia menjelaskan, perkembangan revolusi industri 4.0 serta pergeseran tren perilaku konsumen menuju digitalisasi akan menjadi penopang jangka panjang bagi perusahaan-perusahaan yang mampu menangkap peluang tersebut. 

"Fokus tema investasi kami tidak hanya padasektor IT tapi juga pada sektor layanan kesehatan, perkembangan layanan finansial, perubahan sumber tenaga, dan consumer-discretionary related," jelasnya.

Adapun, berdasarkan data OJK, hingga 30 Desember 2020, dana penyertaan pada reksa dana saham global syariah Mandiri Global Sharia Equity Dollar adalah sebesar Rp1,47 triliun dengan 65,96 juta unit penyertaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper