Bisnis.com, JAKARTA — PT BNI Asset Management (BNI AM) optimistis dapat menggenjot dana kelolaan lebih tinggi 30 persen sepanjang tahun ini.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, per akhir 2020 kemarin nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana BNI AM masih menjadi salah satu yang tertinggi di industri dan bertumbuh 23,82 persen dibanding akhir 2019 lalu, yakni dari Rp20,28 triliun menjadi Rp25,11 triliun.
Direktur Utama BNI AM Putut Endro mengatakan realisasi yang dicetak BNI AM sebenarnya masih di bawah target awal yang dipatok perseroan untuk 2020 yakni hanya tercapai sekitar 89 persen.
“Namun jika dilihat kondisi pada tahun 2020 yang dilanda pandemi, kami cukup puas akan hal tersebut karena BNI AM masih dapat tumbuh lebih baik dibandingkan dengan industri reksa dana,” tutur dia kepada Bisnis, Selasa (12/1/2021)
Menurutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan reksa dana tertekan tahun lalu, salah satu yang utama adalah pasar saham yang mengalami koreksi yang cukup dalam di kuarta; I/2021, meski akhirnya kembali rebound perlahan-lahan terutama di kuartal terakhir 2020.
Akan tetapi secara akumulasi, kinerja tahunan indeks harga saham gabungan (IHSG) masih membukukan kinerja sekitar -5 persen yang berdampak kepada total NAB dari produk-produk reksa dana saham BNI AM. Dia menambahkan, tahun lalu terjadi kenaikan jumlah Unit Penyertaan atau subscription dari asset mixed produk-produk reksa dana besutan perseroan.
Baca Juga
Adapun untuk 2021, Putut mengatakan BNI AM menetapkan pertumbuhan sebesar 30 persen, dengan berfokus pada produk-produk reksa dana terbuka (open end) dan produk-produk investasi alternatif.
Selain itu perseroan akan terus meningkatkan pelayanan kepada para nasabah institusi dan retail kami melalui Agen Penjual Reksa Dana (APERD) bank dan perusahaan Fintech dengan cara memberikan informasi terkini mengenai perkembangan keadaan market saat ini.
“Sehingga semakin banyak pilihan bagi para investor untuk berinvestasi, dan dapat memberikan diversifikasi produk,” tutupnya.