Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perizinan Dipangkas, Investor Asing Bakal Sering Belanja Saham di Bursa

Pelaku pasar terutama dari kalangan asing mengapresiasi keputusan pemerintah yang membuat Undang-Undang Cipta Kerja, regulasi yang melonggarkan persyaratan investasi di Indonesia.Hal tersebut dinilai bakal memacu aliran modal asing ke pasar saham.
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (12/11/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (12/11/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Aliran modal asing diperkirakan bakal semakin deras memasuki pasar saham Indonesia seiring dengan perbaikan regulasi investasi dan potensi pertumbuhan pasar yang tinggi. Peluang pasar modal domestik mencatatkan net buy di akhir tahun pun kian terbuka.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan pasar mengapresiasi keputusan pemerintah yang membuat Undang-Undang Cipta Kerja yang melonggarkan persyaratan investasi di Indonesia. Debirokratisasi yang terwujud dari pengesahan regulasi tersebut diharapkan dapat menjadi pintu gerbang masuknya modal asing secara berkelanjutan ke Indonesia, terutama ke pasar saham.

Di sisi lain, masuknya investor asing juga didukung oleh prospek pemulihan ekonomi Indonesia seiring dengan proses vaksinasi yang mulai dilakukan pada 13 Januari 2021. Hal tersebut akan memicu kegiatan ekonomi kembali berjalan normal.

“Kegiatan ekonomi yang berjalan normal akan berimbas pada perbaikan kinerja emiten, sehingga juga akan meningkatkan daya tarik pasar saham Indonesia dan capital inflow yang masuk,” jelasnya saat dihubungi Bisnis, Rabu (13/1/2021).

Untuk diketahui, investor asing mencatat net buy pada perdagangan hari ini sebesar Rp1,05 triliun di seluruh pasar. Sejak awal tahun, net buy asing tercatat Rp7,45 triliun. Kinerja tersebut berbanding terbalik dengan torehan sepanjang tahun lalu yang mana investor asing mencetak net sell Rp47 triliun.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 39 poin atau 0,62 persen ke level 6.435,20. Sejak awal tahun, indeks sudah bergerak naik secara kumulatif sebesar 4,82 persen.

Nafan mengatakan pasar saham Indonesia terbilang lebih menarik dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Ia menuturkan, dari sisi return on equity (RoE) dan price to earning (P/E) ratio, saham di Indonesia masih sangat bagus.

“Pergerakan harga saham di Indonesia masih undervalue, sehingga potensi lonjakannya cukup besar,” tambahnya.

Adapun Nafan merekomendasikan saham-saham big caps pada sejumlah sektor. Pada sektor infrastruktur, ia memilih PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) karena kondisi fundamental perusahaan yang cukup baik.

Sementara itu, dari sektor pertambangan, ia merekomendasikan saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT United Tractors Tbk (UNTR) seiring dengan prospek pemulihan perekonomian Indonesia.

Pada sektor perbankan, Nafan juga merekomendasikan sejumlah emiten seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).

Lebih lanjut, ia juga merekomendasikan emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), emiten unggas PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), dan PT Astra International Tbk (ASII).

Adapun pada saham pertambangan, Binaartha Sekuritas menyukai saham  PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO). ANTM dan INCO dipilih karena penerima manfaat dari kenaikan harga nikel seiring dengan naiknya permintaan dari produksi baja dan baterai untuk kendaraan listrik.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper