Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Terbang ke Level 6.100, Saham TGRA Kembali Pimpin Penguatan

Pada perdagangan Kamis (7/1/2021) hingga pukul 09.03 WIB, indeks harga saham gabungan (IHSG) terpantau menguat 0,79 persen ke posisi 6.113,786,948.
Logo PT Terregra Asia Energy Tbk.
Logo PT Terregra Asia Energy Tbk.

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan berbalik menguat pada sesi perdagangan awal Kamis (7/1/2021), kembali diperdagangkan di level 6.100.

Pada perdagangan Kamis (7/1/2021) hingga pukul 09.03 WIB, indeks harga saham gabungan (IHSG) terpantau menguat 0,79 persen ke posisi 6.113,786,948. Adapun, pada penutupan perdagangan kemarin, IHSG melemah 71,66 poin atau 1,17 persen ke level 6.065,68.

Dari keseluruhan konstituen, sebanyak 212 saham berhasil menguat, 56 saham melemah, sedangkan 150 saham lainnya tampak tidak bergerak dari posisi pada perdagangan sebelumnya.

Investor asing tercatat melakukan transaksi net buy sebesar Rp99,15 miliar dengan sasaran aksi beli ke saham BUMN, seperti PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) sebesar Rp27,6 miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) sebesar Rp15,7 miliar.

Adapun, penguatan IHSG dipimpin oleh saham PT Terregra Asia Energi Tbk. (TGRA) yang naik 20,61 persen, disusul oleh PT Agung Podomoro Land Tbk., (APLN) menguat 4,76 persen, dan PT Itama Ranoraya Tbk. (IRRA) yang naik 3,61 persen.

Sementara itu, pelemahan dipimpin oleh saham PT BPD Banten Tbk. (BEKS) yang terkoreksi 6,25 persen, diikuti saham PT MNC Kapital Indonesia Tbk. (BCAP) yang turun 5,73 persen, dan saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) yang terkoreksi 3,05 persen.

Sebelumnya, Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan potensi penguatan IHSG terbuka pada perdagangan Kamis (7/1/2021) karena fokus investor akan beralih ke rilis cadangan devisa yang diperkirakan naik.

“Peluang penguatan indeks mulai besok itu sangat besar. Investor juga menantikan data cadev,” kata Nafan kepada Bisnis, Rabu (6/1/2020).

Dia menilai pelemahan IHSG kemarin bersifat temporer karena ini panic selling terkait dengan kebijakan pemerintah untuk memberlakukan PSBB ketat di Jawa dan Bali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper