Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Paling Cuan 2 Tahun Beruntun, Ini Rahasia Kinerja Reksa Dana Pendapatan Tetap

Reksa dana pendapatan tetap berhasil mencetak kinerja moncer karena terdorong oleh penurunan suku bunga acuan.
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Reksa dana pendapatan tetap mencetak kinerja gemilang sepanjang 2020 lalu. Meski diproyeksi tak lagi jadi jawara tahun depan, reksa dana pendapatan tetap disebut masih jadi pilihan utama.

Berdasarkan publikasi Infovesta Utama, sepanjang 2020, reksa dana pendapatan tetap berhasil membukukan kinerja paling moncer dengan imbal hasil 8,99 persen.

Selanjutnya, reksa dana pasar uang menempati posisi kedua dengan imbal hasil tahunan 4,61 persen. Diikuti reksa dana campuran dengan kinerja 0,36 persen dan reksa dana saham harus rela ada di ranking paling bontot dengan kinerja tahunan -10,29 persen.

Kendati demikian, kinerja reksa dana saham di akhir 2020 sudah jauh lebih baik dibandingkan posisi terendahnya pada kuartal I/2020. Tercatat, per 27 Maret 2020 indeks reksa dana saham menyentuh -29,52 persen seiring kinerja IHSG yang amblas -17,84 persen.

Secara posisi, kinerja reksa dana sepanjang 2020 menggambarkan urutan yang sama dengan 2019 lalu ; reksa dana pendapatan tetap juga menjadi jawara sedangkan reksa dana saham menempati posisi paling bawah.

Namun, secara umum kinerja tiap jenis reksa dana pada 2019 jauh lebih tinggi dibanding 2020. Reksa dana pendapatan tetap mencetak imbal hasil 10,77 persen, reksa dana pasar uang 5,83 persen, reksa dana campuran 3,08 persen, dan reksa dana saham -8,41 persen.

Head of Market Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan dua tahun belakangan reksa dana pendapatan tetap berhasil mencetak kinerja moncer karena terdorong oleh penurunan suku bunga acuan.

Sebagai gambaran, pada 2020 saja Bank Indonesia memangkas BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebanyak 5 kali dengan total penurunan 125 bps atau 1,25 persen, sehingga saat ini suku bunga acuan ada di level 3,75 persen.

Sementara itu, untuk tahun ini Wawan menilai potensi imbal hasil yang dapat dicetak oleh reksa dana pendapatan tetap tak akan seagresif tahun lalu karena potensi pemangkasan suku bunga sudah sangat terbatas.

“Kemarin data inflasi 1,68 persen, rendah sekali sepanjang sejarah. Suku bunga itu biasanya spreadnya 1,5 sampai 2 persen dari inflasi jadi paling mungkin penurunan suku bunga tahun ini hanya sekali,” tuturnya kepada Bisnis, Selasa (5/1/2021)

Dia memproyeksikan imbal hasil reksa dana pendapatan tetap untuk 2021 akan berada di sekitar 7 persen. Menurutnya, meski potensi return reksa dana pendapatan tetap lebih rendah ketimbang tahun lalu, tapi jika dibandingkan deposito imbal hasilnya masih jauh lebih menarik.

Di sisi lain, minat terhadap surat utang saat ini masih terbilang tinggi. Sebagai contoh, pada lelang surat utang negara (SUN) perdana di 2021 ini, jumlah penawaran yang masuk mencapai Rp97 triliun dengan total penyerapan Rp41 triliun.

Wawan menilai tingginya minat terhadap surat utang disebabkan tak banyak lagi instrumen yang bisa menjadi pilihan investor di tahun ini yang memberikan imbal hasil pasti dalam bentuk kupon dan memiliki risiko sangat rendah.

“Risiko utama SUN itu kalau suku bunga naik, sementara kemungkinan suku bunga naik di tahun ini bisa dibilang tidak ada,” imbuhnya.

Alhasil, Wawan mengamini bahwa pilihan paling aman adalah reksa dana berbasis obligasi, apalagi ketidakpastian di pasar masih tinggi mengingat kasus Covid-19 masih tinggi dan proses vaksinasi masih dalam proses.

“Setidaknya sampai kuartal I tahun ini, pendapatan tetap masih paling baik menurut saya. Nanti baru di kuartal II, III, setelah proses vaksin mulai berjalan dan efeknya terlihat, bisa mulai perbesar kelas aset lain,” tutur Wawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper