Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stimulus Ratusan Miliar Dolar AS di Ambang Pengesahan, Rupiah Terkapar

pada penutupan perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah ditutup terkoreksi 0,53 persen atau 75 poin menjadi Rp14.205 per dolar AS. Adapun, indeks dolar AS naik 0,19 persen menjadi 90,211.
Karyawan menghitung dolar AS di Jakarta, Rabu (18/11/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menghitung dolar AS di Jakarta, Rabu (18/11/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Lolosnya paket stimulus Amerika Serikat dan mutasi virus corona di Inggris menjadi sejumlah sentimen yang mewarnai pelemahan rupiah pada perdagangan Selasa (22/12/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, nilai rupiah ditutup terkoreksi 0,53 persen atau 75 poin menjadi Rp14.205 per dolar AS. Adapun, indeks dolar AS naik 0,19 persen menjadi 90,211.

Sementara itu, data yang diterbitkan Bank Indonesia menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.218 per dolar AS, turun 38 poin atau 0,26 persen dari posisi Rp14.180 pada Senin (21/12/2020).

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam laporannya mengatakan salah satu sentimen yang mempengaruhi pergerakan rupiah hari ini adalah pengesahan paket stimulus AS senilai US$892 miliar serta anggaran reguler US$1,4 triliun.

Paket tersebut termasuk pembayaran $600 untuk kebanyakan orang Amerika serta pembayaran tambahan untuk jutaan orang yang kehilangan pekerjaan karena pandemi Covid-19. Stimulus ini dinilai datang tepat waktu, karena putaran tunjangan yang lebih besar akan berakhir pada hari Sabtu.

Selain itu, munculnya mutasi baru virus corona yang ditemukan di Inggris membuat beberapa negara seperti Kanada dan Hong Kong memberlakukan larangan perjalanan ke Inggris.

Di sisi lain, Inggris juga berpacu untuk mencapai kesepakatan perdagangan pasca-Brexit dengan Uni Eropa (UE), sebelum masa pengecualian dari tarif berakhir pada 31 Desember.

Meskipun ada laporan bahwa Uni Eropa sedang mempertimbangkan kompromi tentang hak penangkapan ikan, yang telah menjadi batu sandungan bagi kesepakatan, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memperingatkan bahwa masih ada "masalah" dalam mengamankan kesepakatan.

Dari dalam negeri, kabar vaksinasi yang dapat dilakukan pada awal tahun 2021 semakin meningkatkan prospek pemulihan ekonomi domestik. Proses tersebut akan menimbulkan rasa aman pada masyarakat dan mendorong konsumsi rumah tangga.

Selain itu, aliran investasi juga diyakini akan lebih deras karena penerapan Undang-Undang Cipta Kerja. Hingga akhir 2020, kinerja ekspor sudah membaik. Terlebih, di 2021 kinerja ekspor juga akan kembali meningkat, salah satunya karena penerapan keringanan bea masuk untuk ekspor Indonesia ke AS setelah perpanjangan kerja sama Generalized System Preferences.

“Untuk perdagangan Rabu (23/12/2020) nilai rupiah kemungkinan dibuka melemah di level Rp14.190 - Rp14.230,” katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper