Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai kapasitas pendanaan dari pasar modal yang cukup tinggi dapat dijadikan alternatif di tengah perlambatan kredit perbankan saat ini. Pendanaan dari pasar modal diperkirakan bisa menembus Rp180 triliun pada tahun depan.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan tingkat kredit perbankan pada 2021 masih akan sulit naik ke level normal sebesar 7 persen - 8 persen. Pasalnya, perbankan masih harus mengkompensasi penurunan yang terjadi di sepanjang 2020.
Dengan demikian, OJK memperkirakan paling tidak pemulihan kredit perbankan hanya akan mencapai kisaran 6 persen - 7 persen pada 2021. Wimboh pun menilai alternatif sumber pendanaan dari pasar modal dapat dicermati karena likuiditas terbilang tinggi.
“Di pasar modal ini kami agak optimis, di pasar modal bisa mencapai raising fund itu sekitar Rp150 triliun - Rp180 triliun,” kata Wimboh, Selasa (22/12/2020).
Wimboh melanjutkan bahwa pihaknya telah menerima sejumlah perusahaan yang akan menggalang dana di pasar modal, baik penerbitan saham maupun surat utang. Dengan tenaga investor ritel domestik yang kuat saat ini, performa pasar saham diperkirakan lebih terjaga dari tantangan kontraksi besar-besaran.
Menurut Wimboh, sejumlah kebijakan yang dikeluarkan oleh otoritas seperti penyesuaian jam perdagangan, batas auto reject, serta sejumlah relaksasi lainnya menjadi salah satu penahan IHSG jatuh lebih dalam.
“Meskipun IHSG sempat turun sampai 4.000 tapi sekarang sudah kembali di atas 6.000. Ini semua adalah angka-angka yang menunjukkan optimisme bahwa sudah ada tanda-tanda pertumbuhan,” tutur Wimboh.
Pada akhir perdagangan Selasa (22/12/2020), IHSG ditutup koreksi 2,31 persen menjadi 6.019. Di sepanjang hari perdagangan, indeks bergerak di zona merah setelah menyentuh level tertingginya pada 6.174.