Bisnis.com, JAKARTA - Emiten kontraksi pelat merah atau BUMN PT Adhi Karya (Persero) Tbk. mengincar kenaikan nilai kontrak baru hingga 20 persen pada 2021 atau sekitar Rp25 triliun.
Dengan taksiran perolehan kontrak baru pada akhir 2020 senilai Rp20,58 triliun, kenaikan 20 persen itu akan menjadikan target kontrak baru emiten dengan kode saham ADHI itu pada tahun depan senilai Rp24,69 triliun.
Direktur Utama Adhi Karya Entus Asnawi Mukhson mengatakan target kontrak baru dipasang menyesuaikan dengan strategi perseroan yang ingin menyeimbangkan kontrak baru untuk konstruksi (feeding) dan pendapatan berulang (recurring) melalui proyek-proyek pemerintah, BUMN, properti, maupun investasi.
“Ini kami juga ambil komposisi secara berimbang untuk menjaga keluwesan dari strategi pembiayaan kami khususnya karena memang tahun depan kami juga akan melakukan aksi-aksi korporasi,” kata Entus dalam paparan publik secara daring, Selasa (15/12/2020).
Hingga 12 Desember 2020, ADHI telah mengantongi kontrak baru senilai Rp18,4 triliun atau kenaikan 25,17 persen dibandingkan realisasi 2019 yang senilai Rp14,7 triliun.
Sampai dengan akhir tahun ini, Direktur SDM Adhi Karya Agus Karianto mengatakan perseroan akan mampu memperoleh peningkatan perolehan kontrak baru sebesar 40 persen dibandingkan 2019. Apabila terealisasi, kontrak baru ADHI pada 2020 akan ditutup senilai Rp20,58 triliun.
Baca Juga
Entus melanjutkan bahwa perseroan telah menyusun sejumlah strategi dan target untuk lebih ekspansif pasca Pemilihan Presiden 2019. Namun, kondisi pandemi membuat sejumlah proyek yang dibidik menjadi terhambat dan perseroan membalikkan fokus untuk memperkuat kas ketimbang berbelanja.
“Kami melakukan stress test juga, membuat skenario 3 bulan, 6 bulan, dan 9 bulan. Ternyata sekarang ini untuk 2020 berbagai persoalan muncul karena pandemi, beberapa proyek memang di awal ada yang dikurangi,” ujar Entus.
Kendati demikian, Entus menunjukkan harapan mulai kembali pada pengujung tahun ini dalam bentuk program Percepatan Ekonomi Nasional (PEN) oleh pemerintah.
Beberapa proyek yang akan digerakkan pemerintah melalui dana PEN pun menjadi incarah ADHI pada akhir 2020 walaupun pelaksanaannya baru dilangsungkan tahun depan, seperti jalan Tol Jogja - Solo dan Tol Jogja - Bawen.
Untuk tahun depan, Entus memperkirakan masih ada sisa tender proyek yang tidak sempat ditawarkan tahun ini yang berpotensi masuk ke dalam pembukuan Adhi Karya. “Seperti dari PUPR itu ada 2.600 proyek dengan harga ratusan triliun, ini akan dilakukan lelang dini,” imbuh Entus.