Bisnis.com, JAKARTA — Emiten BUMN farmasi PT Indofarma Tbk. berpotensi mendapatkan 130 juta dosis vaksin Corona dari perusahaan bioteknologi asal Amerika Serikat, Novavax Inc. Pengiriman vaksin rencananya dimulai Mei atau Juni 2021.
Direktur Utama Indofarma Arief Pramuhanto mengatakan perseroan sudah berkontrak dengan Novavax untuk pembahasan pengadaan vaksin Corona. Hasilnya, perseroan dimungkinkan untuk pembelian dengan maksimal total 130 juta dosis.
"Jadi supply commitment ada binding volume sebesar 30 juta dosis dan nonbinding volume 100 juta dosis. Binding adalah volume yang mengikat atau minimum volume. Jadi, kami bisa pesan lebih dari 30 juta, dengan maksimum total 130 dosis," katanya kepada Bisnis, Rabu (9/12/2020).
Arief mengemukakan vaksin produksi Novavax rencananya mulai pengiriman ke Indonesia pada Mei atau Juni 2021. Namun, untuk kisaran harga saat ini masih dalam pembahasan.
Adapun vaksin produksi Novavax saat ini belum terdaftar dalam enam list vaksin yang akan digunakan di Tanah Air oleh Kementerian Kesehatan. Menurut keterangan Holding BUMN Farmasi, hal itu dikarenakan keterlambatan berkomunikasi dengan Kementerian Kesehatan.
Vaksin hasil produksi Novavax ini akan bernama NVX-CoV2373. Saat ini vaksin tersebut sudah melakukan uji coba tahap 3 di Inggris bekerjasama dengan pemerintah dan satgas vaksin setempat.
Baca Juga
Vaksin NVX-CoV2373 adalah protein prefusi yang stabil yang dibuat menggunakan teknologi nanopartikel protein rekombinan Novavax yang mencakup bahan pembantu MatrixM milik Novavax.
Vaksin ini akan memiliki kelebihan yang memungkinkan penyimpanan dalam formulasi cair sehingga tidak perlu dibekukan dan dapat disimpan pada suhu 2°C hingga 8°C. Artinya, vaksin dapat didistribusikan menggunakan saluran yang standar.
Novavax pun mengaku akan terus meningkatkan kapasitas produksinya. Produksi vaksin perseroan diproyeksi akan mencapai 2 miliar dosis tahunan, setelah semua kapasitas tersedia secara daring pada pertengahan 2021.
Adapun dalam pengembangan vaksin ini perseroan telah mendapat pendanaan dari Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) sebesar US$388 juta dan dari dana global sebesar US$2 miliar.