Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hati-hati Koreksi Saham Farmasi, Cek Dulu Level Resistensinya!

Penguatan saham farmasi dipimpin oleh emiten pelat merah PT Indofarma Tbk. (INAF) dengan kenaikan sebesar 11,58 persen diikuti dengan emiten farmasi swasta PT Tempo Scan Pacific Tbk. (TSPC) sebesar 10,79 persen.
Seorang petugas di Apotik Kimia Farma sedang melihat persediaan barang yang dijual di etalase./Kimia Farma
Seorang petugas di Apotik Kimia Farma sedang melihat persediaan barang yang dijual di etalase./Kimia Farma

Bisnis.com, JAKARTA – Selama dua hari awal perdagangan pekan ini saham-saham sektor farmasi seakan bergerak liar. Dari 12 saham farmasi yang melantai di bursa, 7 diantaranya ditutup pada zona hijau pada perdagangan Selasa (8/12/2020).

Penguatan saham farmasi dipimpin oleh emiten pelat merah PT Indofarma Tbk. (INAF) dengan kenaikan sebesar 11,58 persen diikuti dengan emiten farmasi swasta PT Tempo Scan Pacific Tbk. (TSPC) sebesar 10,79 persen.

Saham emiten pelat merah lainnya yakni PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) juga mengekor dengan penguatan sebesar 8,58 persen. Bersamaan dengan itu pula, saham emiten farmasi swasta PT Pyridam Farma Tbk. (PYFA) juga naik 6,09 persen.

Selain saham emiten farmasi, saham emiten distributor alat kesehatan yang memiliki produk jarum suntik sekali pakai, PT Itama Ranoraya Tbk. (IRRA) juga ikut-ikutan menguat 6,6 persen.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Senin (7/12/2020), saham INAF, KAEF, PYFA dan IRRA mencatatkan kenaikan harga saham signifikan hingga diberi label auto reject atas oleh otoritas karena menguat sampai mencapai 25 persen.

Secara teknikal, analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan saham emiten farmasi berpeluang besar terkoreksi pada perdagangan jangka pendek.

“Untuk pergerakan saham-saham farmasi kami perkirakan akan terjadi pullback (koreksi) terlebih dahulu,” ungkapnya kepada Bisnis, Selasa (8/12/2020).

Menurutnya, koreksi harga saham emiten farmasi cukup wajar karena sudah menguat secara signifikan dalam dua hari terakhir.

Disebutkannya banyak investor yang mengambil keuntungan atau taking profit saham emiten farmasi pada hari ini sehingga ia tidak merekomendasikan untuk membeli saham farmasi dalam waktu dekat.

Namun demikian, dia memperkirakan level resistensi masing-masing saham farmasi di antara lain; INAF pada level Rp5.650, KAEF pada level Rp5.500, IRRA pada level Rp1.800, PYFA pada level Rp1.575, dan TSPC pada level Rp1.840.

Sebagai informasi, penguatan saham farmasi memang tak lepas dari sentimen vaksin yang dikonfirmasi telah sampai di tanah air pada Minggu (6/12/2020) malam.

Vaksin buatan Sinovac sebanyak 1,2 juta unit tersebut dibawa oleh Pesawat Garuda Indonesia dengan suhu tertentu untuk menjaga kualitasnya. Vaksin Covid-19 tersebut dijadwalkan akan mengikuti jalur uji klinis di Bandung, kantor pusat holding BUMN farmasi PT Bio Farma (Persero).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper