Bisnis.com, JAKARTA – Emiten telekomunikasi PT XL Axiata Tbk. (EXCL) masih memberikan jawaban yang mengambang terkait rencana merger dan akuisisi yang kini sudah dimudahkan berkat disahkannya UU Cipta Kerja atau omnibus law.
Presiden Direktur dan Chief Executive Officer XL Axiata Dian Siswarini mengatakan hampir semua operator di Indonesia menyadari bahwa perlu adanya struktur industri yang lebih sehat sebelum disahkannya peraturan tersebut.
“Omnibus law ini memberikan opportunity yang lebih luas untuk melakukan merger dan akuisisi karena memberikan kepastian spektrum yang bisa dipegang kalau konsolidasi sudah terjadi,” ungkapnya dalam paparan paparan kinerja kuartal ketiga pada Jumat (6/10/2020).
Disebutkannya bahwa isu merger dan akuisisi berhubungan erat dengan pengalihan frekuensi dan aturan yang memudahkan hal tersebut dianggapnya positif untuk industri agar bisa dimanfaatkan dengan baik oleh operator.
“Apakah XL akan melakukannya pada tahun 2021 dan dengan siapa, itu mungkin bisa ditanyakan kepada share holder XL yaitu Axiata,” sambungnya.
Terkait kinerja perseroan, Direktur dan Chief of Financial XL Axiata Budi Pramantika mengatakan alokasi belanja modal pada tahun ini memang berubah karena dipengaruhi operational excellence.
Baca Juga
“Tidak pernah fix bahwa kita bilang kita akan keluar Rp7 triliun tahun ini, berarti itu akan keluar Rp7 triliun? Tidak. Kita terus melakukan penyesuaian,” tuturnya dalam kesempatan yang sama.
Ia menjelaskan pengeluaran terbesar perseroan yakni 70 hingga 80 persen belanja modal dialokasikan untuk pengembangan jaringan di Indonesia. Perseroan juga terus melakukan peninjauan besaran total belanja modal dari waktu ke waktu.
EXCL juga memastikan bahwa uang yang dikeluarkan bisa memberikan keuntungan yang paling optimum kepada perusahaan dan berdampak kepada pelanggan.
Langkah efisiensi yang dilakukan perseroan untuk menjaga profitabilitas disebutkannya akan sama seperti apa yang dilakukan perseroan pada sembilan bulan pertama tahun 2020.
Beberapa langkah efisiensi tersebut meliputi usaha menekan biaya pemasaran dengan melakukannya secara digital. Adapun, perseroan akan terus melanjutkan kemitraan dan partner strategis dalam penyediaan layanan seluler.