Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Rebound, Rupiah Terseret ke Zona Merah

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah terpantau melemah 3 poin atau 0,02 persen ke level Rp14.635 per dolar AS pada pukul 09.16 WIB.
Karyawati menghitung uang dolar AS di Jakarta, Rabu (16/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawati menghitung uang dolar AS di Jakarta, Rabu (16/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau melemah pada awal perdagangan hari ini, Kamis (22/10/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah terpantau melemah 3 poin atau 0,02 persen ke level Rp14.635 per dolar AS pada pukul 09.16 WIB.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolas AS di pasar spot terpantau dibuka menguat 16 poin atau 0,11 persen ke level RpRp14.618 per dolar AS.

Pada perdagangan kemarin, Rabu (21/10), rupiah ditutup di level Rp14.654, menguat 34 poin atau 0,23 persen, setelah dibuka di level Rp14.680 dan bergerak di rentang Rp14.688 hingga Rp14.718 per dolar AS.

Pelemahan nilai tukar rupiah hari ini sejalan dengan laju indeks dolar yang menguat. Indeks yang melacak kekuatan mata uang dolar AS terhadap enam mata uang utama lainnya tersebut terpantau menguat 0,18 persen atau 0,167 poin ke level 92,778 pada pukul 09.07 WIB.

Sentimen stimulus AS masih menjadi sentimen penggerak dolar AS. Kemarin, indeks dolar melemah setelah Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengatakan dirinya berharap bakal ada belanja stimulus yang berlaku surut.

Namun, Pelosi kemudian mengatakan prospek untuk mencapai kesepakatan dengan Menteri Keuangan Steven Mnuchin mungkin tidak akan tercapai pada waktunya sebelum Pemilu 3 November.

“(Pemimpin mayoritas Senat) Mitch McConnell mungkin tidak keberatan menyepakatinya setelah Pemilu," kata Pelosi, seperti dikutip Bloomberg.

Sebelumnya, Kepala Staff Gedung Putih Mark Meadows mengatakan bakal ada kesepakatan mengenai stimulus fiskal dalam 48 jam ke depan.

Akan tetapi. Anggota Senat Partai Republik masih berbeda pendapat dengan anggota lain di Partai Demokrat, dan tidak ada cukup suara di majelis yang dibutuhkan untuk meloloskan stimulus tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper