Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Masih Loyo, Rupiah Menguat Ikuti Mata Uang Asia Lainnya

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka di zona hijau dengan penguatan 22 poin atau 0,15 persen ke level Rp14.635 per dolar AS.
Karyawati menunjukan Uang Rupiah dan Dollar AS di salah satu kantor cabang Bank BNI di Jakarta, Kamis (3/9/2020).  Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawati menunjukan Uang Rupiah dan Dollar AS di salah satu kantor cabang Bank BNI di Jakarta, Kamis (3/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melanjutkan penguatannya pada awal perdagangan hari ini, Rabu (21/10/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka di zona hijau dengan penguatan 22 poin atau 0,15 persen ke level Rp14.635 per dolar AS.

Pada pukul 09.05 WIB, penguatan rupiah sedikit menipis jadi 7 poin atau 0,05 persen ke level Rp14.650 per dolar AS.

Sejalan dengan penguatan rupiah, indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap enam mata uang utama lainnya terpantau melemah 0,078 poin atau 0,08 persen ke level 92,989 pada pukul 09.01 WIB.

Adapun pada perdagangan kemarin, Selasa (20/10/2020), nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau berbalik menguat 50 poin atau 0,34 persen ke level Rp14.657 per dolar AS.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menyatakan penguatan rupiah kemarin berhubungan dengan indeks dolar AS yang yang ikut melemah.

Dari dalam negeri, walaupun PDB kuartal III baru diumumkan awal November, namun hawa resesi dinilainya sudah tampak jelas dan ini bisa terlihat dari konsumsi masyarakat yang masih stagnan dan Infrastruktur yang masih jalan di tempat.

“Parlemen jalanan yang saat ini dilakukan oleh mahasiswa dan aktivis buruh perlu dikawal oleh aparat kepolisian dan TNI serta Satpol PP dan Pemerintah maupun masyarakat perlu mengapresiasi demonstrasi tersebut walaupun saat ini Indonesia masih terus berjuang dengan pandemi covid-19,” tuturnya dikutip dari rilis, Selasa (20/10/2020).

Sementara, dari luar negeri, Ketua DPR AS Nancy Pelosi berharap akan ada kejelasan tentang stimulus yang dapat disahkan sebelum pemilu Presiden 3 November mendatang.

Selain itu, Wakil Ketua Federal Reserve Richard Clarida juga menyoroti kebutuhan mendesak agar langkah-langkah stimulus disahkan.

Meskipun ekonomi AS pulih dengan kuat setelah mengalami pukulan besar berkat Covid-19, ia memperingatkan bahwa perlu waktu satu tahun lagi bagi ekonomi untuk kembali ke tingkat sebelum krisis dan membutuhkan waktu lebih lama bagi pasar tenaga kerja untuk memulihkan kerugian.

Di sisi lain, Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde mengatakan bahwa bank sentral akan mempertahankan kebijakan yang akomodatif untuk menanggapi pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung.  

“Dalam perdagangan hari ini rupiah kemungkinan akan dibuka melemah tipis namun ditutup menguat sebesar 10-50 poin di level 14.625-14.660,” tutupnya.  

Rupiah menguat sejalan dengan mata uang lainnya di kawasan Asia. Won Korea Selatan terpantau menguat 0,46 persen, ringgit Malaysia menguat 0,13 persen, sedangkan yen Jepang menguat 0,11 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper