Bisnis.com, JAKARTA — Kabar Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan istri yang positif Covid-19 diperkirakan masih mewarnai pergerakan indeks harga saham gabungan pekan depan.
Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan kabar dari Trump dan istri akan menimbulkan kekhawatiran pelaku pasar. Situasi politik Amerika Serikat (AS) bisa berubah apabila kesehatan Presiden memburuk.
Hans memprediksi Trump akan mengambil lebih banyak langkah keras terhadap China untuk menaikkan popularitas dan mempertahankan dukungan dari para pemilih setelah berita positif Covid-19. Langkah itu menurutnya akan meningkatkan risiko dan ketidakpastian di pasar keuangan.
“Pelaku pasar tidak suka ketidakpastian dan akan bergerak ke aset safe haven seperti emas, dollar dan yen,” ujarnya dalam riset harian, Minggu (4/10/2020).
Hans memperkirakan investor akan lebih memperhatikan saham dan obligasi Asia dibandingkan dengan pasar AS. Menurutnya, negeri Paman Sam menghadapi risiko pemilu dan valuasi mahal.
Sebaliknya, lanjut dia, pasar Asia terlihat lebih menarik menarik karena pemulihan ekonomi, pendapatan yang kuat, dan valuasi lebih murah. Data ekonomi China yang baik ditambah virus Covid-19 terkendali di sebagai negara Asia seperti Korea Selatan, Taiwan, dan Hong Kong.
Berbeda dengan sebagian kawasan Asia, Hans menyebut Indonesi dan Filipina belum dapat menjinakkan Covid-19. Dua negara ini belum sukses menangani pandemi sehingga tidak akan menunjukkan tanda-tanda pemulihan ekonomi dalam waktu dekat.
“IHSG dalam sepekan kami perkirakan cenderung sideways di range yang lebar dengan support di level 4.881 sampai 4.754 dan resistance di level 4.991 sampai 5.075,” paparnya.
Hans mengungkapkan juga terlihat indikasi awal gelombang kedua Covid-19 di negara Eropa seperti Prancis, Spanyol, dan Inggris. Langkah pembatasan sosial berpotensi membawa perlambatan ekonomi yang berpeluang menekan pasar keuangan khususnya saham.