Bisnis.com,JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) langsung berfluktuatif pada sesi perdagangan terakhir September 2020.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) merangkak zona hijau pada sesi pembukaan Rabu (30/9/2020). Indeks mencoba naik hingga menyentuh level resistance 4.903,864 pada awal perdagangan.
Kendati demikian, pergerakan berbalik ke zona merah. IHSG terkoreksi 0,17 persen hingga pukul 09:05 WIB.
Sebanyak 99 saham menguat, 125 terkoreksi, dan 139 stagnan. Investor asing kembali menekan dengan aksi jual Rp17,91 miliar hingga pukul 09:05 WIB.
Emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berkapitalisasi pasar jumbo menempati urutan teratas daftar net foreign sell. Tiga emiten memimpin yakni BBRI Rp43,0 miliar, BMRI 12,6 miliar, dan TLKM Rp4,7 miliar.
Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan bursa Amerika Serikat tertekan akibat aksi penantian debat calon presiden serta kembali meningkatnya angka positif harian. Catatan kinerja Wall Street menurutnya berpotensi menjadi sentimen negatif bagi IHSG sesi terakhir September 2020.
Baca Juga
Di sisi lain, Edwin menyebut terjadi penurunan harga komoditas minyak, batu bara, nikel, dan CPO juga menjadi katalis negatif. Sebaliknya, penguatan harga komoditas emas dan timah berpotensi mendorong MDKA, ANTM, PSAB, UNTR, dan TINS.
MNC Sekuritas merekomendasikan buy on weakness saham ERAA, MDKA, MBAP, UNVR, ADRO, SMRA, ICBP, MYOR, UNTR, dan BBNI pada sesi perdagangan Rabu (30/9/2020).
Di lain pihak, Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan memprediksi IHSG melemah. Secara teknikal, indeks masih bergerak pada tren bearish jangka menengah yang cukup kuat.
“Pergerakan masih akan dibayangi kecemasan kasus Covid-19 secara harian yang semakin tinggi di dalam negeri. Investor akan mencermati perkembangan terkait Brexit dan debat presiden Amerika Serikat,” paparnya.
Artha Sekuritas memprediksi IHSG akan bergerak dengan level resistance pertama 4.987 dan resistance kedua 4.933 serta support pertama 4.842 dan support kedua 4.805.