Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Eropa bergerak fluktuatif pada awal perdagangan Selasa (8/9/2020) karena penurunan harga minyak menekan harga saham-saham emiten energi.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Stoxx Europe melemah 0,22 persen pada pukul 14.55 WIB. Pada saat bersamaan, harga minyak Brent di London bergerak menuju level terendahnya dalam dua bulan karena kekhawatiran terhadap sisi permintaan.
Harga minyak Brent sempat turun 1,4 persen ke level US$41,77 per barel di bursa ICE Futures London.
Selain itu, pelemahan Bursa Eropa juga disebabkan sentimen kenaikan tensi antara Presiden AS Donald Trump dengan China.
Adapun, investor global kembali beraktivitas di Bursa AS setelah libur hari buruh pada awal pekan ini. Saham-saham teknologi di AS diperkirakan bakal menguat lagi di tengah penyebaran pandemi tetapi terdapat tanda-tandan bahwa penguatannya mulai terbatas.
“Dengan kekosongan data [selama sehari], pasar akan rentan terhadap tantangan jangka pendek. Secara realistis, kami masih menanti apakah masih tersisa mood liburan yang positif di Wall Street,” kata Senior Market Analyst for Asia Pacific Oanda Jeffrey Halley, seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (8/9/2020).
Baca Juga
Dari Jerman, perusahaan penyedia produk pertahanan Hensoldt berencana melakukan penawaran umum saham peradana (initial public offering/IPO). Aksi korporasi ini dinilai bakal menambah semarak bursa Frankurt yang selama ini tampak tertinggal dari peer-nya.
Berdasarkan keterangan resminya, Hensoldt akan menawarkan saham baru untuk menghimpun dana segar dari pasar modal. Selain itu, KKR & Co. juga akan menjual sejumlah saham yang dimilikinya di Hensoldt.
Hensoldt tidak menyampaikan ukuran IPO, tetapi diharapkan aksi korporasi ini bakal rampung menjelang akhir tahun.
“Penjualan saham ini termasuk penawaran publik ke investor individu dan institusi di Jerman, serta private placement di sejumlah tempat,” tulis Hensoldt.
Adapun kondisi pasar modal di Benua Biru termasuk yang terdampak oleh pandemi. Aktivitas pencatatan saham pun tidak terlalu banyak tahun ini karena prospek penurunan pertumbuhan ekonomi dunia.
Indeks DAX di Jerman masih menjadi salah satu indeks saham acuan yang berperforma baik tahun ini, turun 1,1 persen pada Senin (8/9/2020) atau lebih baik dibandingkan depresiasi indeks Stoxx Europe 600 yang sebesar 12 persen.