Bisnis.com, JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melansir aktivitas perdangangan di luar kebiasan atau unusual market activity (UMA) atas pergerakan saham PT Bentoel Internasional Investama Tbk.
Berdasarkan pengumuman BEI Peng-UMA-0048/BEI.WAS/08-2020, peningkatan harga saham berkode RMBA di luar kebiasaan. Namun, UMA tidak serta merta menunjukkan pelanggaran terhadap regulasi di bidang pasar modal.
BEI menyebut, otoritas telah meminta konfirmasi kepada perusahaan terkait aktivitas saham perseroan. Bursa masih menunggu jawaban dari RMBA.
"Sehubungan dengan terjadinya unusual market activity atas saham RMBA tersebut, kami sampaikan bursa sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini," tulis BEI dalam pengumuman yang dikutip Bisnis, Sabtu (29/8/2020).
Para investor disarankan untuk memperhatikan jawaban RMBA atas permintaan konfirmasi BEI. Kemudian investor juga diminta mencermati kinerja perusahaan, mengkaji kembali rencana aksi korporasi bila belum mendapat persetujuan pemegang saham.
BEI mengimbuhkan, investor juga disarankan untuk mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum mengambil keputusan investasi.
Baca Juga
Untuk diketahui, dalam periode 24-28 Agustus 2020, saham RMBA naik 136 persen. Sejak awal tahun, saham RMBA juga naik 78,79 persen atau berkebalikan dengan kondisi umum yang mana indeks harga saham gabungan (IHSG) masih mencetak return negatif dalam periode tahun berjalan.
Sejauh ini, perseroan menyampaikan kondisi operasional telah terdampak pandemi virus corona (Covid-19). Perseroan sudah melakukan pengaturan jam kerja dan skema bekerja dari rumah untuk beberapa karyawan.
Sejauh ini, Bentoel menyatakan tidak ada pemotongan gaji dan PHK terhadap karyawan. Namun, secara umum pendapatan perseroan diperkirakan turun 25 persen hingga 50 persen.
Guna menjaga keberlangsungan usaha, Bentoel memastikan stok rokok tersedia cukup di pasar. Anak usaha British American Tobacco itu juga melakukan upaya efisiensi sambil mempertahankan kualitas.
"Untuk melindungi Perusahaan dari kerugian valas, Perusahaan memastikan bahwa hutang dan piutang dalam mata uang asing dilindungi dengan kontrak berjangka yang memadai,"tulis manajemen Bentoel dalam keterbukaan informasi di BEI, 18 Agustus 2020.
Sebelumnya, Direktur Legal & External Affairs Bentoel Mercy Francisca Sinaga mengatakan perseroan mencetak keuntungan pada 2019 setelah tujuh tahun menderita kerugian.
Bentoel juga sukses memasarkan produknya ke 20 negara di Asia Pasifik dan Timur Tengah. Negara tujuan ekspor perusahaan telah mengalami peningkatan yang pesat dari sebelumnya yang hanya berjumlah 8 negara pada 2016.
“Pencapaian ini tentunya turut memberikan kontribusi pada peningkatan pendapatan ekspor negara dan pertumbuhan ekonomi nasional,” ujarnya dikutip dari keterangan resmi,Sabtu (8/8/2020).