Bisnis.com, JAKARTA – Medio 1991 mungkin akan menjadi salah satu periode yang dikenang dan bersejarah bagi PT Bentoel Internasional Investama Tbk. (RMBA), selain kisah legendaris Ong Hok Liong ketika mendirikan perusahaan tersebut.
Pada pertengahan 1991, Bentoel sejatinya mengalami apa yang terjadi pada lazimnya problematika bisnis perusahaan rokok.
Perubahan kebijakan tarif cukai, faktor tingginya harga cengkeh, hingga aturan pembatasan mesin untuk produksi rokok yang diterapkan pemerintah pada masa itu, membuat perusahaan ini terancam keselamatannya.
Namun, kondisi itu diperparah dengan arus keuangan yang makin tak teratur sejak Bentoel mengalami devaluasi akut pada 1986. Pada saat bersamaan, mereka terlilit oleh beban utang sebesar Rp700 miliar. Nominal yang fantastis untuk masa itu.
Dorongan publik pun berdatangan pada pemerintah, agar perusahaan tersebut diselamatkan. Maklum, kendati pemasukan cukai rokok belum sekontributif sekarang, peluang menjanjikan daari industri tembakau sudah dilihat oleh berbagai kalangan.
Namun, dorongan publik tersebut tampaknya tak membuat pemerintah langsung bergerak cepat memberikan bantuan. Pada akhirnya pula bantuan itu tak pernah benar-benar datang.