Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ditopang Surplus Dua Data Ekonomi, IHSG Melonjak dan Diburu Investor Asing

Pada akhir sesi I, IHSG ditutup menguat 1,28 persen atau 67,22 poin menjadi 5.314,91, setelah bergerak di rentang 5.243,99 - 5.316,13.
Pengunjung memotret layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (27/7/2020). Bisnis/Abdurachman
Pengunjung memotret layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (27/7/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penguatan signifikan seiring dengan rilis surplusnya neraca perdagangan dan neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada Selasa (18/8/2020).

Pada akhir sesi I, IHSG ditutup menguat 1,28 persen atau 67,22 poin menjadi 5.314,91, setelah bergerak di rentang 5.243,99 - 5.316,13.

Terpantau 221 saham menguat, 169 saham melemah, dan 148 saham stagnan. Investor asing tercatat melakukan net buy Rp164,42 miliar.

Tren surplus neraca perdagangan Indonesia berlanjut pada Juli 2020, di tengah pandemi Covid-19.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Juli 2020 mengalami surplus US$3,26 miliar, lebih rendah dari sebelumnya US$1,27 miliar pada Juni 2020.

Nilai ini diperoleh dari posisi nilai ekspor US$13,73 miliar yang lebih tinggi dari dengan impor yang mencapai US$10,47 miliar selama Juli 2020.

BPS melaporkan ekspor Juli 2020 mencapai US$13,73 miliar atau naik 14,33 persen Juni 2020. Namun, ekspor secara tahunan mengalami penurunan 9,90 persen dari US$15,24 miliar pada Juli 2019.

"Hal ini dipicu oleh penurunan ekspor migas yang penurunan hingga 49,69 persen," papar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto, Selasa (18/8/2020).

Sementara itu, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal II/2020 mencatat surplus hingga US$9,2 miliar pada kuartal II/2020, setelah mengalami defisit US$8,5 miliar pada kuartal sebelumnya.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko mengatakan membaiknya kinerja NPI tersebut didukung oleh menurunnya defisit transaksi berjalan serta besarnya surplus transaksi modal dan finansial.

"Sejalan dengan perkembangan surplus NPI tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir Juni 2020 meningkat menjadi sebesar US$131,7 miliar," ujar Onny, Selasa (18/8/2020).

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 8,1 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional.

Menurut Onny, defisit transaksi berjalan makin menurun, ditopang oleh surplus neraca barang serta berkurangnya defisit neraca pendapatan primer.

Defisit transaksi berjalan tercatat sebesar US$2,9 miliar atau 1,2 persen dari PDB, lebih rendah dari defisit pada kuartal sebelumnya sebesar US$3,7 miliar atau 1,4 persen dari PDB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper