Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Data Ritel Lesu, Bursa AS Ditutup Melemah

Pembelian ritel pada Juli 2020 hanya naik 1,2 persen dari bulan sebelumnya yang mencapai 8,4 persen.
Marka jalan di dekat New York Stock Exchange (NYSE) di Manhattan, New York City/REUTERS/Andrew Kelly
Marka jalan di dekat New York Stock Exchange (NYSE) di Manhattan, New York City/REUTERS/Andrew Kelly

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat ditutup variatif pada perdagangan Jumat (14/8/2020) menyusul data penjualan ritel yang lesu serta pembicaraan stimulus mencapai jalan buntu.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks S&P 500 ditutup melemah 0,02 persen atau 0,58 poin ke level 3.372,85, sedangkan indeks Nasdaq melemah 0,21 persen atau23,20 poin ke level 11.019,30.

Di sisi lain, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 0,12 persen atau 34,30 poin ke posisi 27.931,02. Volume perdagangan tercatat 10 persen di bawah rata-rata pergerakan dalam 30 hari terakhir.

Sementara itu, data pembelian ritel pada Juli 2020 hanya naik 1,2 persen dari bulan sebelumnya 8,4 persen. Di sisi lain, bursa Eropa juga melesu karena Inggris menambah syarat karantina.

Manajer portofolio Aptus Capital Advisor David Wagner mengatakan sektor jasa mencoba untuk pulih, tetapi masih beum mendekati level sebelum Covid-19.

“Perekonomian AS terus pulih, tetapi dengan cara yang tidak merata berdasarkan beberapa data ekonomi baru-baru ini. Semua mata tertuju pada pemerintah untuk resolusi mengenai stimulus fiskal," ungkap David, seperti dikutip Bloomberg.

Saat ini, pelaku pasar menantikan stimulus lanjutan untuk membantu pemulihan ekonomi. Apalagi angka penjualan ritel di bawah ekspektasi yang menunjukkan pelemahan konsumsi.

"Tampaknya adanya harapan stimulus fiskal pada Agustus 2020 semakin menipis. Namun, ada harapan paket stimulus US$1,5 triliun akan datang pada September," papar Yousef Abbasi’s, global market strategist StoneX.

Dia menambahkan, perintah ekskutif yang dikeluarkan Presiden AS Donald Trump pada pekan lalu membuat Kongres AS berpikir ulang agar stimulus fiskal diselesaikan pada bulan depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper